Curhat Bos Garuda Indonesia soal Sulitnya Industri Penerbangan Hadapi Pandemi Corona
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 berdampak hampir ke semua lini kehidupan masyarakat, termasuk ke industri penerbangan. Larangan ataupun imbauan untuk di rumah saja berimbas pada menurunnya volume penerbangan.
"Krisis terhadap industri penerbangan terjadi akibat apa yang disebut dengan berhentinya mobilitas,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra dalam WOW Brand Festive Day, Rabu (4/11).
Data BPS mencatat, jumlah penumpang angkutan udara domestik yang diberangkatkan pada September 2020 sebanyak 1,9 juta orang. Angka ini turun 4,60 persen dibanding Agustus 2020. Sementara jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) naik 9,32 persen menjadi 34,0 ribu orang.
Irfan menjelaskan, sejatinya tak ada masalah apapun dengan industri penerbangan itu sendiri. Sebab, menurutnya, industri penerbangan ini merupakan industri kebahagiaan. Di mana orang-orang melakukan perjalanan untuk menemui orang atau tempat yang didambakan.
"Industri penerbangan itu adalah industri yang berinteraksi langsung dengan manusia. Dan hari ini sebenarnya tidak ada masalah apapun dengan industri penerbangan ini. Tapi yang jadi masalah adalah anxiety to travel. Keengganan orang untuk terbang. Padahal berapa bulan sebelumnya orang punya begitu banyak rencana untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain," kata Irfan.
Oleh karena itu, Irfan sempat tak menyetujui awak Garuda Indonesia untuk mengenakan hazmat. Alasannya, tak lain karena interaksi manusia. Sebab, orang-orang pergi dan memilih untuk naik pesawat dengan hati yang senang.
"Bayangkan orang tersebut masuk ke pesawat udara, kemudian dihadapkan sama pramugara/pramugari yang berpakaian hazmat. Tentu saja pertanyaan yang muncul di kepalanya dia adalah, saya ini lagi di pesawat atau sedang di ruang bedah. Ini yang kita hindari," jelas Irfan.
Kunci Pemulihan
Dalam hematnya, Irfan mencermati apa yang menjadi kunci pulihnya industri penerbangan, yakni keinginan orang untuk terbang. Menurutnya, selama orang-orang masih ada yang ingin terbang, maka industri ini akan baik-baik saja.
"Recoverty atau selamatnya perusahaan maskapai seperti Garuda Indonesia ini hanyalah berbasis terhadap suatu hal, yaitu keinginan orang terbang," kata dia.
Untuk mendompleng itu semua, pihaknya akan fokus untuk melakukan intensi penumpang dan bagaimana memenuhinya. Selain titu, Garuda Indonesia tetap menjalankan protokol kesehatan, namun tanpa mengurangi interaksi kemanusiaan.
"Oleh sebab itu, beberapa bulan yang lalu dan ke depan, kita akan sangat fokus ke apa yang kita sebut intensi dari orang terbang, dan bagaimana kita penuhi intensi tersebut," kata dia.
Reporter: Pipit Ika Ramdhani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dilaporkan Karyawan ke Polisi, Dirut Garuda Indonesia Beri Penjelasan Begini
Irfan menjelaskan, pihaknya sangat menyayangkan informasi tersebut disebarluaskan dan masuk ke ranah publik.
Baca SelengkapnyaJelang Lebaran, Penerbangan dari Jakarta dan Surabaya Menuju Banyuwangi Ditambah
Memasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKereta Ini Tak Pernah Diharapkan Kehadirannya, Jika Keluar dari Sarangnya, Berarti Ada Hal Buruk Terjadi
Indonesia memiliki sebuah kereta yang kehadirannya sama sekali tidak diharapkan, jika kereta tersebut keluar, berarti sedang ada hal buruk yang terjadi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kisah Mantan Pramugara Berhenti Bekerja Malah Jadi Waria, Ternyata Keluarganya Tak Sembarangan
Aldioanto (67) terlahir normal sebagai laki-laki, akibat dirumahkan dari suatu perusahaan tempatnya bekerja sebagai pramugara di Garuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaParahnya Penampakan Polusi Udara Jakarta Dilihat dari Atas Pesawat Terbang, Padahal Masih Siang Bolong
Potret langit ibu kota yang terlihat abu-abu karena dipenuhi polusi udara.
Baca SelengkapnyaSaluran Pipa Air Bersih Disetop Caleg Gagal, Walkot Cilegon Gandeng Pengelola PLTU Jawa 9&10 Bantu Warga
Warga Cisuru, Cilegon, Banten kerap mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih
Baca SelengkapnyaDiremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaKunjungan Kerja ke Inggris, Gibran Bakal Bawa Pulang 'Oleh-Oleh' Ini
Duta Besar RI untuk Inggris Desra Percaya terus mendorong optimalisasi peran diaspora Indonesia dalam membangun ekonomi berbasisinovasi.
Baca SelengkapnyaIndustri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19
Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca Selengkapnya