Merdeka.com - Meskipun dikenal sebagai pebisnis sukses, ternyata Susi Pudjiastuti juga punya perasaan minder. Sebabnya latar belakang pendidikannya yang hanya berijazah SMP.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku minder saat pertama kali berkantor di kementerian. Dia gugup ketika harus berkoordinasi, berbicara dan memimpin anak buahnya atau para pejabat kementerian yang memiliki latar belakang pendidikan jauh lebih tinggi dari dia.

"Saya ragu semua eselon I dari akademisi yang handal, doktor, professor. Dengan ijazah saya miliki, mau ngobrol apa saya dengan bapak?," ucap Susi saat serah terima jabatan di KKP, Jakarta, Rabu (29/10).

Meski begitu dia akhirnya bisa bicara panjang lebar dengan para pejabat. Dia meyakini, selama memiliki logika yang baik, pendidikan bukanlah kendala. "Kita punya common sense dan logika."

Setelah berkoordinasi dan berdiskusi, Susi dan anak buahnya sepakat mengoptimalisasi sumber daya laut dari perikanan. Apalagi, 70 persen wilayah Indonesia terdiri dari laut dan potensi itu tidak tergarap dengan maksimal selama ini.

"Angka ekspor kita lebih rendah dari Thailand dan Malaysia, ini target kita semua," katanya.

Sebelumnya,sosok Susi Pudjiastuti mulai ramai diperbincangkan publik setelah dipercaya Presiden Joko Widodo menjadi menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja periode 2014-2019. Tidak hanya soal gayanya yang nyentrik dan cuek, tapi juga soal kehidupan pribadi dan latar belakang pendidikannya yang hanya mengantongi ijazah SMP.

Susi pernah angkat bicara mengenai kritikan pada status pendidikannya yang hanya sampai SMP. Susi mengakui banyak komentar jelek dari media maupun dari masyarakat tentang status pendidikannya tersebut. "Saya bukan pakar dan akademisi. Tapi saya ingin pekerjaan cepat selesai," tegasnya.

Namun dia akhirnya tak bisa menahan kekesalannya pada orang yang menghina latar belakang pendidikannya yang cuma berijazah SMP. Susi bahkan menantang para ahli tersebut untuk membuktikan omongan mereka.

Susi tak segan menggaet para ahli yang sombong tersebut jika konsep yang mereka tawarkan terbukti sukses mengembangkan sektor kemaritiman.

"Mereka nanti bisa kita lihat apa kesombongan mereka itu terbukti atau tidak. Kalau terbukti saya ajak kerja sama," ucap Susi.

Sebaliknya, jika para ahli tersebut hanya bisa menghina, maka Susi sama sekali tidak akan melihat orang tersebut apalagi mengajaknya kerja sama.

"Kalau mereka omong doang, disini di KKP sudah banyak orang yang bekerja lebih baik," tutupnya.