Chatib Basri Nilai Upaya Dorong Konsumsi Lebih Penting Saat ini Ketimbang Investasi
Merdeka.com - Pemerintah terus berupaya menggenjot realisasi investasi untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Salah satunya melalui pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja.
Namun, Ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai bahwa pelemahan ekonomi nasional lebih diakibatkan oleh lesunya faktor konsumsi akibat turunnya permintaan. Sehingga dia menilai mendorong pemulihan tingkat konsumsi jauh lebih penting ketimbang investasi.
"Saya mencoba melihat mana dulu konsumsi dulu atau investasi dulu. Kalau investment yang di dorong makan konsumsi akan naik. Tetapi kalau konsumsi di dorong investment naik lebih powerful. Jadi, konsumsinya yang didorong," ujar dia dalam acara Bincang APBN 2021 bertajuk Percepat Pemulihan, Perkuat Reformasi Ekonomi, Selasa (13/10).
Menurut mantan Menteri Keuangan Era SBY tersebut, saat ini sebaiknya pemerintah lebih fokus terlebih dulu untuk mengembalikan tingkat konsumsi masyarakat. Sehingga akan berdampak baik untuk peningkatan aktivitas produksi.
Sebaliknya, dia menilai jika pemerintah terlalu ambisius untuk mendatangkan investasi dalam negeri namun tingkat konsumsi masih rendah. Maka dikhawatirkan durasi proses pemulihan ekonomi justru bertambah lama atau tidak seperti yang diinginkan pemerintah.
"Misalnya, saya produksi kemudian akan cuman jadi stok. Sementara stok itu cost. Jadi saya tidak mau nambah produksi kalau permintaannya tidak ada," jelas dia.
Investasi Diincar Demi Buka Lapangan Kerja
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tidak menutup kemungkinan akan ada revisi target realisasi investasi di 2021. Di mana target dipatok BKPM di tahun depan sendiri nilainya mencapai Rp886 triliun.
"Target realisasi investasi 2021, Rp886 triliun, namun kami akan melakukan pembahasan kajian dengan melihat animo calon investasi kalau tambah baik maka bisa kemungkinan kita tingkatkan," kata Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia di Jakarta, seperti ditulis Jumat (9/10).
Menurutnya, Pemerintah memang berharap lebih banyak investasi masuk demi menciptakan lapangan kerja. Bukan hanya investasi yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) tetapi juga Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
"Bagi kami, semakin banyak realisasi investasi PMA dan PMDN semakin baik, untuk bagaimana menciptakan lapangan kerja. Semakin banyak investasi masuk, maka semakin banyak penciptaan lapangan kerja," jelas dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menengok Pergerakan Saham Emiten Konsumer di Libur Akhir Tahun & Momen Kenaikan UMP
Selain dari aspek liburan, momentum kenaikan upah minimum pendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaPatut Dicoba, Begini Resolusi Investasi 2024 untuk Masyarakat Berusia 18-35 Tahun
Masyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.
Baca SelengkapnyaBebas Finansial Tak Lagi Mimpi, Wujudkan Bersama BRI Prioritas
Selagi ada sumber daya dan tekad yang kuat untuk mencapainya, kebebasan finansial sangat mungkin untuk diraih lebih cepat.
Baca SelengkapnyaRespons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaDianggap Ambisius, Ganjar Tetap Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Kepastian hukum mempermudah jalan menuju pertumbuhan ekonomi 7 persen.
Baca Selengkapnya