Cerita rakyat Sumbawa mencari emas di tambang dekat Newmont
Merdeka.com - Tambang emas menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Dengan alat sederhana, masyarakat bisa mengolah bebatuan dan menemukan kandungan emas di dalamnya.
Pantauan merdeka.com di Sumbawa, penambang rakyat yang tidak memiliki izin tambang. Mereka, mendirikan tenda di lobang penggalian. Tenda tersebut nampak jelas dari jalan raya daerah Taliwang, sekitar 30 menit dari tambang Newmont.
Salah satu penambang dan pengolah emas, Rusli menceritakan untuk dapat mengolah atau memecah bebatuan dibutuhkan alat yang diberi nama gelondongan. Dalam gelondongan terdapat beberapa besi atau biasa disebut peluru pemecah batu, dan kemudian gelondongan diputar menggunakan mesin diesel. "Batu dimasukkan dalam gelondong selama 3 jam, kemudian turun kasarnya, kemudian masukkan lagi dalam gelondong," jelasnya.
Setelah diolah dalam gelondongan, batu akan pecah dan memisahkan mineral berharga seperti emas, perak dan tembaga. Emasnya diambil dan perak dan tembaganya dibuang. Kandungan emas didapat masih berwarna silver. "Setelah itu kita masukkan dalam raksa atau merkuri kemudian dipijit di situ nanti emas nempel. Dipijit itu pakai kanebo diperas, di sini namanya dipijit."
Pengolahan untuk menjadi emas tidak sampai di situ. Kandungan emas yang masih berwarna silver setelah dipijit kemudian dibakar menggunakan api seperti las. Setelah itu, batu tersebut akan berubah warna seperti emas. "Emasnya paling tinggi 18 karat," tegasnya.
Rusli menjelaskan, untuk mendapat hasil emas lebih banyak lagi maka buangan hasil pengolahan gelondongan bisa diolah lagi dalam sebuah tong. Namun Rusli mengaku tidak memiliki tong dan hanya punya gelondong saja.
"Jadi limbah tadi masukkan ke karung dan di simpan dalam tong 3 hari 3 malam masukan CN dan karbon. Karbon diturunin kemudian dibakar 12 jam. Setelah itu ditembak (dipanasin lagi) 1,5 jam. Kemarenan saya dapat 1 Kg emas. Sewa tong 4,5 juta," jelasnya.
Emas yang selama ini didapat Rusli dijual kepada agen pengumpul yang tidak dijelaskannya. Agen pengumpul membeli emas mereka dengan harga yang agak murah. Agen pengumpul kemudian melakukan pemurnian sehingga didapat emas 24 karat.
Dia bercerita, menambang emas secara ilegal menjadi salah satu pilihan masyarakat Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat ini, penuh dengan risiko. Banyak penambang yang meninggal di lokasi galian. Kebanyakan karena reruntuhan penggalian atau longsor.
"Nginjak-nginjak mayat sudah biasa di sana mas, kadang runtuh karena sudah risiko," ucap Rusli ketika berbincang ditempat pengolahan emasnya di Sumbawa Barat, NTB, Jumat (21/11).
Rusli sendiri mengaku pernah melihat langsung mayat bergelimpangan di penggalian. Namun hal ini tidak menyulutkan keinginan warga untuk menggali lebih banyak bebatuan yang kemudian diolah dan menemukan kandungan emas.
Di daerah penggalian tambang rakyat sering ditemukan motor yang tidak ada pemiliknya. Pasalnya, pengendara motor tersebut sudah meninggal di daerah tambang. "Mau bagaimana lagi mas, sudah risiko memang begitu," tegasnya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Emas ini ditemukan di bawah bak mandi yang sedang dibongkar.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan salju abadi di Tambang Grasberg Freeport yang memanjakan mata.
Baca SelengkapnyaDi selatan Provinsi Yunnan, Tiongkok terdapat sebuah penemuan yang menarik telah menggemparkan para ilmuwan saat ular baru muncul di atas pohon setinggi 2 kaki.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aktivitas pertambangan di Pulau Sumatra sudah berlangsung sejak era pendudukan VOC pada abad ke-19. Tambang kemudian menjadi komoditas penting di Nusantara.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaCadangan emas di tempat ini diperkirakan sebesar 38 ton.
Baca SelengkapnyaSalah satu desa yang terletak di Kecamatan Napal Putih ini dikenal sebagai kawasan pertambangan sejak zaman kolonial hingga menjadi rebutan beberapa negara.
Baca SelengkapnyaErnawati (47) warga Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang tertimbun longsor
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca Selengkapnya