Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita rakyat Sumbawa mencari emas di tambang dekat Newmont

Cerita rakyat Sumbawa mencari emas di tambang dekat Newmont Tambang Emas Rakyat di Sumbawa. ©2014 merdeka.com/idris

Merdeka.com - Tambang emas menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Dengan alat sederhana, masyarakat bisa mengolah bebatuan dan menemukan kandungan emas di dalamnya.

Pantauan merdeka.com di Sumbawa, penambang rakyat yang tidak memiliki izin tambang. Mereka, mendirikan tenda di lobang penggalian. Tenda tersebut nampak jelas dari jalan raya daerah Taliwang, sekitar 30 menit dari tambang Newmont.

Salah satu penambang dan pengolah emas, Rusli menceritakan untuk dapat mengolah atau memecah bebatuan dibutuhkan alat yang diberi nama gelondongan. Dalam gelondongan terdapat beberapa besi atau biasa disebut peluru pemecah batu, dan kemudian gelondongan diputar menggunakan mesin diesel. "Batu dimasukkan dalam gelondong selama 3 jam, kemudian turun kasarnya, kemudian masukkan lagi dalam gelondong," jelasnya.

Setelah diolah dalam gelondongan, batu akan pecah dan memisahkan mineral berharga seperti emas, perak dan tembaga. Emasnya diambil dan perak dan tembaganya dibuang. Kandungan emas didapat masih berwarna silver. "Setelah itu kita masukkan dalam raksa atau merkuri kemudian dipijit di situ nanti emas nempel. Dipijit itu pakai kanebo diperas, di sini namanya dipijit."

Pengolahan untuk menjadi emas tidak sampai di situ. Kandungan emas yang masih berwarna silver setelah dipijit kemudian dibakar menggunakan api seperti las. Setelah itu, batu tersebut akan berubah warna seperti emas. "Emasnya paling tinggi 18 karat," tegasnya.

Rusli menjelaskan, untuk mendapat hasil emas lebih banyak lagi maka buangan hasil pengolahan gelondongan bisa diolah lagi dalam sebuah tong. Namun Rusli mengaku tidak memiliki tong dan hanya punya gelondong saja.

"Jadi limbah tadi masukkan ke karung dan di simpan dalam tong 3 hari 3 malam masukan CN dan karbon. Karbon diturunin kemudian dibakar 12 jam. Setelah itu ditembak (dipanasin lagi) 1,5 jam. Kemarenan saya dapat 1 Kg emas. Sewa tong 4,5 juta," jelasnya.

Emas yang selama ini didapat Rusli dijual kepada agen pengumpul yang tidak dijelaskannya. Agen pengumpul membeli emas mereka dengan harga yang agak murah. Agen pengumpul kemudian melakukan pemurnian sehingga didapat emas 24 karat.

Dia bercerita, menambang emas secara ilegal menjadi salah satu pilihan masyarakat Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat ini, penuh dengan risiko. Banyak penambang yang meninggal di lokasi galian. Kebanyakan karena reruntuhan penggalian atau longsor.

"Nginjak-nginjak mayat sudah biasa di sana mas, kadang runtuh karena sudah risiko," ucap Rusli ketika berbincang ditempat pengolahan emasnya di Sumbawa Barat, NTB, Jumat (21/11).

Rusli sendiri mengaku pernah melihat langsung mayat bergelimpangan di penggalian. Namun hal ini tidak menyulutkan keinginan warga untuk menggali lebih banyak bebatuan yang kemudian diolah dan menemukan kandungan emas.

Di daerah penggalian tambang rakyat sering ditemukan motor yang tidak ada pemiliknya. Pasalnya, pengendara motor tersebut sudah meninggal di daerah tambang. "Mau bagaimana lagi mas, sudah risiko memang begitu," tegasnya.

(mdk/arr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tukang Ledeng Temukan Emas Batangan Seberat 1 Kilogram Saat Bongkar Kamar Mandi, Nilainya Mencengangkan
Tukang Ledeng Temukan Emas Batangan Seberat 1 Kilogram Saat Bongkar Kamar Mandi, Nilainya Mencengangkan

Emas ini ditemukan di bawah bak mandi yang sedang dibongkar.

Baca Selengkapnya
Penampakan Salju Abadi di Tambang Emas Freeport Papua, Akses Jalannya Bikin Geleng-geleng
Penampakan Salju Abadi di Tambang Emas Freeport Papua, Akses Jalannya Bikin Geleng-geleng

Begini penampakan salju abadi di Tambang Grasberg Freeport yang memanjakan mata.

Baca Selengkapnya
Penemuan Spesies Baru Ular yang Tiba-Tiba Muncul di Pohon, Ilmuwan Langsung Teliti
Penemuan Spesies Baru Ular yang Tiba-Tiba Muncul di Pohon, Ilmuwan Langsung Teliti

Di selatan Provinsi Yunnan, Tiongkok terdapat sebuah penemuan yang menarik telah menggemparkan para ilmuwan saat ular baru muncul di atas pohon setinggi 2 kaki.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menilik Sejarah Tambang Salido Sumatra Barat, Tambang Emas Tertua di Indonesia yang Dikelola VOC
Menilik Sejarah Tambang Salido Sumatra Barat, Tambang Emas Tertua di Indonesia yang Dikelola VOC

Aktivitas pertambangan di Pulau Sumatra sudah berlangsung sejak era pendudukan VOC pada abad ke-19. Tambang kemudian menjadi komoditas penting di Nusantara.

Baca Selengkapnya
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
Cadangan Emas Terbesar Dunia Ditemukan Senilai Rp36 Triliun, Di Sini Lokasinya
Cadangan Emas Terbesar Dunia Ditemukan Senilai Rp36 Triliun, Di Sini Lokasinya

Cadangan emas di tempat ini diperkirakan sebesar 38 ton.

Baca Selengkapnya
Lebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah
Lebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah

Salah satu desa yang terletak di Kecamatan Napal Putih ini dikenal sebagai kawasan pertambangan sejak zaman kolonial hingga menjadi rebutan beberapa negara.

Baca Selengkapnya
Satu Warga di Lumajang Tewas Akibat Tertimbun Longsor di Lumajang
Satu Warga di Lumajang Tewas Akibat Tertimbun Longsor di Lumajang

Ernawati (47) warga Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang tertimbun longsor

Baca Selengkapnya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Baca Selengkapnya