Merdeka.com - Ryan Hogan dan Derrick Smith adalah dua orang yang membuktikan bahwa kegagalan dalam berbisnis merupakan suatu hal yang lumrah. Permainan papan hasil gubahan mereka yang diberi nama 'Hunt a Killer' bermula dari perusahaan pakaian gagal 'Warwear' yang dimulai Ryan Hogan dan istrinya, yang merugi hingga USD 100.000.

cerita bermula saat kerugian yang dialaminya pada 2011. setelah kerugian itu, Ryan memutuskan untuk bekerja sama dengan Derrick dan menggelar acara balap lari 5K, bertema horor bertajuk 'Run for Your Lives!'. Lomba lari ini memiliki konsep di mana nantinya peserta harus melarikan diri dari zombie yang ada di setiap lapangan. Lambat laun, keduanya bangkrut lagi.

Tak menyerah, keduanya memutuskan menyusun sebuah permainan dengan konsep baru berjudul 'Hunt a Killer' pada 2016.

Hunt a Killer adalah sebuah kotak misteri yang dibuat bulanan dan memungkinkan pemain 'memasuki' pikiran pembunuh berantai. Melalui serangkaian kotak, pemain akan menerima petunjuk yang yang ditafsirkan dengan analisis yang cermat dengan tujuan memecahkan suatu kasus kejahatan.

Dengan markas seadanya di ruang bawah tanah milik Derrick, mereka mulai merancang permainan, mengemas, dan mengirimkannya sendiri pada pemesan. Hingga pada 2017, mereka berdua berhasil menjaring 25.000 pelanggan dan membuat fanpage di Facebook.

Keuntungan perusahaan dilanjutkan pada tahun lalu, di mana mereka menghasilkan pendapatan hingga USD 27 juta dengan menjual langganan, edisi premium 'all-in-one' dan koleksi lengkap sebelumnya (mulai dari USD 140 untuk enam kotak).

Pandemi memberikan dorongan besar, tahun ini Hunt A Killer harus membukukan pendapatan sekitar USD 50 juta. Kedua pendiri memiliki 85 persen keyakinan dan diperkirakan keuntungan mencapai USD 68 juta.

"Covid jelas mempercepat jalan kami, tetapi kami bukan perusahaan yang berdiri karena Covid," kata Ryan.

Meningkatnya Keuntungan Board Game

Derrick dan Ryan merupakan salah satu pengusaha yang mengusung kembali konsep permainan papan (board game) yang tren pada pertengahan 1990-an, khususnya ketika permainan strategi Jerman yang kompleks bernama Settlers of Catan pertama kali menjadi populer di kampus-kampus AS.

Sampai saat ini, Catan telah menjual lebih dari 30 juta kopi di seluruh dunia dan masih menghasilkan pendapatan USD 100 juta setiap tahun sekitar 25 tahun setelah rilis awal. Secara keseluruhan, Euromonitor mengharapkan penjualan board-game di Amerika Utara meningkat dari USD 3,4 miliar pada 2019 menjadi USD 4,1 miliar pada 2024.

"Pertumbuhan luar biasa untuk game pada paruh pertama tahun ini. Kategorinya naik 37 persen tahun ini. Saya telah bekerja di ruang ini selama dua dekade dan belum pernah melihatnya," kata Stephanie Wissink, yang melacak industri untuk Jefferies.

Adapun, permainan Hunt A Killer dimainkan hampir seluruhnya offline. "Tidak ada waktu yang lebih baik yang dibutuhkan untuk meletakkan ponsel Anda, menutup Twitter dan mematikan semua perangkat ini. Sosial media mulai membuat kita keranjingan, jadi kita perlu melakukan detoks," kata CEO Ryan Hogan, yang juga mantan perwira Angkatan Laut AS yang aktif.

Untuk proyek selanjutnya, duo ini akan merilis debut Hunt a Killer dengan seri andalannya seharga USD 30 di Amazon. Mereka berencana akan berkolaborasi dengan Lionsgate, lewat mengambil tema dari film Blair Witch dan bekerjasama dengan novel detektif berjudul Simon & Schuster.

"Jika kita bisa membuat pengalaman luar biasa yang menyediakan pelarian itu dan membenamkan Anda dalam sebuah cerita tidak ada yang lebih hebat," tutup Ryan.

Reporter Magang: Theniarti Ailin