Merdeka.com - Pemerintah mengaku belum menyiapkan aturan yang melarang pemasangan RFID di mobil-mobil mewah dan mobil baru. Pelarangan itu dimaksudkan mencegah pengguna mobil tersebut memanfaatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini yang dilakukan pemerintah adalah melakukan himbauan moral kepada para pemilik mobil mewah dan mobil baru untuk tidak turut memasang RFID.

"Ya sekarang kan belum ada aturannya. Maksud saya, mesti ada semacam himbauan moral bahwa RFID itu adalah dalam rangka mengendalikan BBM bersubsidi, jadi ya seharusnya yang memakai, yang memasang adalah yang membutuhkan BBM bersubsidi," kata Bambang di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (4/12).

Bambang menjelaskan, apabila mobil tidak dipasang RFID, maka mobil tersebut tidak dapat menggunakan BBM bersubsidi. Pasalnya, RFID dilengkapi sistem yang dapat mengeluarkan BBM bersubsidi di pusat pengisian bahan bakar.

"Kalau RFID ada di mobil mewah, artinya dia bisa menerima BBM bersubsidi. Misalnya mobil mewah, gak punya RFID, gak bisa mengisi BBM bersubsidi, gak bisa keluar dia," jelas Bambang.

Kendati belum diiringi dengan aturan yang melarang mobil mewah dan mobil baru memasang RFID, Bambang menilai, pemasangan RFID dapat mengendalikan volume BBM bersubsidi. Sebab, apabila penggunaan telah mencapai kuota, maka BBM bersubsidi tidak dapat diakses.

"Tetapi paling tidak RFID sendiri itu bisa mengendalikan volume, jadi orang tidak melakukan konsumsi yang berlebihan. Itu at least bisa membantu dari segi menjaga volume, 48 juta kiloliter tidak terlewati," tutup Bambang.