Merdeka.com - Pelemahan ekonomi dan ambruknya nilai tukar mata uang sebagian besar negara di kawasan Asia jadi salah satu penyebab rendahnya minat wisatawan melancong ke luar negeri. Termasuk wisatawan Indonesia ke Thailand.

Marketing Manager Thailand Indra Nugraha mengaku, dampak melemahnya ‎nilai tukar Baht menjadi salah satu alasan penurunan wisatawan asal Indonesia ke negara gajah putih.

"Biasanya kami ada kenaikan berapa persen, tapi tahun ini Indonesia ke Thailand flat, tidak naik tidak turun. Tahun lalu (2014) ada 600.000‎ wisatawan, jadi per bulan 50.000 wisatawan," ungkapnya kepada merdeka.com di Jakarta, Sabtu (26/9).

Melihat kondisi itu, pemerintah Thailand mengambil langkah menyediakan fasilitas penunjang untuk menarik perhatian wisatawan. Terutama untuk umat muslim Indonesia.‎ Mereka membentuk lembaga seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan menyediakan makanan halal.

Pemerintah Thailand sudah menyadari ini 10 tahun lalu, saat wisatawan beragama Islam cukup banyak me‎ngunjungi negara mereka. Demi memberikan kenyamanan, makanan dan minuman halal disediakan.

"‎Kami harus buat seperti MUI dulu. Buat legitimasinya, tapi bukan hanya di Bangkok untuk semua kawasan. Ini yang membuat lama," terangnya.

Untuk memberi label halal pada makanan, pemerintah Thailand tidak hanya mengawasi makanan yang diolah tapi juga proses pemotongan hingga pengiriman.

Indra mengungkapkan,‎ setidak adanya ada dua cara yang dilakukan untuk mempromosikan objek wisata di Thailand, salah satunya melalui para agen perjalanan wisata.

"Yang jelas adalah, support untuk wisatawan di nomor satu-kan kenyamanan sangat perhatikan. Keluhan langsung direspon," tutupnya.