Buruh tak terima dibilang malas dan produktivitas rendah
Merdeka.com - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menampik tudingan ekonom maupun pengusaha yang menyebut produktivitas buruh di Tanah Air rendah. Buruh menunjukkan minat perusahaan asal Jepang dan China untuk tetap berinvestasi di Indonesia.
Presiden KSPI Said Iqbal menyatakan, pujian terhadap kualitas buruh di Indonesia sering dia dengar saat bertandang ke luar negeri. Bahkan sanjungan ini dia dapatkan dari para pengusaha asing. Kalau cuma level Asia Tenggara, pekerja lokal kemampuannya termasuk yang teratas.
"SDM kita itu diakui bagus. Kalau padat karya, orang Jepang sering bilang buruh-buruh perempuan kita telaten dan rajin. Buruh Thailand itu sembarangan lho kerjanya, makanya banyak masalah," ujarnya di Jakarta, Jumat (26/9).
Klaim produktivitas buruh Indonesia rendah dilontarkan Asosiasi Pengusaha Indonesia dan Bank Dunia. Muncul kesimpulan hasil kerja buruh Indonesia ekuivalen USD 3.600 per pekerja per tahun. Pekerja Malaysia lima kali lebih efisien, mencapai USD 15.800 per pekerja per tahun. Bank Dunia lebih jauh menyatakan upah minimum provinsi ketinggian dan menyebabkan menyempitnya lapangan kerja.
Iqbal menolak pendapat itu. Baik di sektor padat karya maupun padat modal, Indonesia masih menarik buat investor.
"Pabrik Panasonic atau Toshiba itu sudah direncanakan dipindah ke Indonesia, artinya produktivitas buruhnya tidak kalah dari China. Jangan lupa juga, Toyota kan memutuskan memindah sebagian produksi sedan ke Karawang," cetusnya.
Lebih lanjut aktivis buruh ini mengklaim sering ngobrol dengan bos perusahaan asing yang menilai gaji buruh di Indonesia rendah. Atas dasar itu, KSPI dia dorong untuk berani menuntut kenaikan upah saban tahun.
"Ada itu perusahaan Jepang bilang kalau bayar Rp 3,2 juta per bulan saja mah itu kita sanggup. Perusahaan ban China baru saja masuk Indonesia juga bilang Rp 4 juta kami juga siap bayar," kata Iqbal.
KSPI punya teori sendiri soal peningkatan lapangan kerja seiring kenaikan upah. Iqbal menunjukkan data, bahwa makin tinggi UMP, justru mendorong serapan pekerja sektor bisnis formal.
Merujuk data KSPI ketika UMP nasional 2013 naik di kisaran 30-42 persen, pekerja sektor formal yang tadinya cm 33 juta, menjadi 44 juta orang.
"Itu fakta. Berarti kenaikan upah adalah salah satu cara menciptakan perpindahan ke sektor formal dari informal. Tapi ekonom kapitalis pasti tidak setuju sama kata-kata saya," cetusnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Buruh di-PHK dan THR Tidak Dibayar Jelang Lebaran, Ayo Laporkan ke Sini
Layanan pengaduan itu dibuka Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaTernyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara
Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengintip Persiapan Pencoblosan Pemilu di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
Penduduk di Perbatasan Skouw RI-PNG ada suku dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Baca SelengkapnyaPerjuangan Petugas KPPS di Kebon Kacang, Tewas Kecelakaan saat Antar Surat Suara ke GOR Tanah Abang
Korban meninggal setelah sepeda motor bermuatan logistik yang dikendarai menabrak trotoar.
Baca SelengkapnyaCerita Wanita Calon Pekerja Luar Negeri, Berharap Gaji Besar Meski Tidak Sesuai Prosedur
Fatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.
Baca SelengkapnyaBanyak Masyarakat Indonesia Mau Pindah jadi Warga Negara Singapura, Begini Persyaratannya
Alasannya karena gaji pekerja di Singapura lebih tinggi dibandingkan pekerja di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTak Sesuai Domisili, 92 Ribu NIK KTP Warga Jakarta Dinonaktifkan Sementara Pekan Ini
Pasalnya, kata Budi penonaktifan akan dilakukan langsung oleh Kemendagri.
Baca Selengkapnya