Buruh sektor kontruksi harus siap bersaing di pasar bebas ASEAN
Merdeka.com - Kementerian Pekerjaan Umum (Kemenpu) mengeluhkan adanya anggapan pembinaan konstruksi jadi tanggung jawab pihaknya. Saat ini, beberapa pihak cenderung mengutamakan kepentingan kelompok bukan kualitas, bahkan tidak fokus terhadap kompetensi jasa konstruksi.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak mengatakan, kinerja infrastruktur merupakan faktor kunci dalam menentukan daya saing global. "Saya harapkan terjalin komunikasi dan koordinasi yang baik untuk mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja sektor konstruksi nasional agar dapat bersaing di era global," ujarnya saat acara 'Rapat Koordinasi TPJKN' di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Rabu (17/9).
Dia mengatakan proyek MP3EI, merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja infrastruktur nasional. Apalagi di akhir tahun 2015 nanti Indonesia harus bersiap diri untuk menyongsong perdagangan bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Konsekuensi MEA ini adalah hilangnya hambatan tarif atau non tarif, terbukanya akses pasar dan perlakuan non diskriminasi aliran jasa dan investasi serta mobilitas tenaga kerja yang lebih bebas. Karenanya kita semua, masyarakat jasa konstruksi harus bahu membahu menghadapinya," katanya.
Dari sisi kuantitas, Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar untuk dijadikan sumber tenaga kerja yang memadai. Namun, jumlah penduduk yang besar ini belum diimbangi dari sisi kualitas, tingkat pendidikan mayoritas tenaga kerja Indonesia masih rendah.
"Kondisi ini tentunya perlu menjadi perhatian, mengingat dalam MEA 2015 akan terjadi mobilisasi terbuka tenaga kerja profesional lintas negara dalam kawasan ASEAN sebagai tindak lanjut dari kesepakatan pengakuan tenaga profesional di bidang jasa," ungkapnya.
Dia menegaskan dari gambaran tenaga kerja sektor konstruksi tersebut dapat menjadi cambuk untuk terus meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia. "Sehingga sektor konstruksi agar dapat bersaing dengan tenaga kerja asing dari kawasan ASEAN," katanya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaKonglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.
Baca SelengkapnyaTernyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaFenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaKisah Pabrik Asal Gresik Jual Sarung hingga Rp 9 Juta, Dulu Usaha Tenun Kecil Kini Hasilkan Sarung Bergengsi
Tak hanya menguasai pasar Indonesia, pabrik ini berhasil mengekspor produknya
Baca SelengkapnyaUMKM Mebel Berpotensi Pasok Perabotan ke Perkantoran & Rumah di IKN Nusantara, Nilainya Rp100 Triliun
Menteri Teten telah mengajak Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) untuk memasok produk UMKM mebel ke IKN.
Baca SelengkapnyaEmpat Konglomerat yang Sukses Menghasilkan Harta Kekayaan Tanpa Warisan
Forbes mencatat, hanya ada 26 dari 760 orang di dunia, yang memiliki kekayaan melimpah dari nol dengan kerja keras sendiri.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca Selengkapnya