Bulog Ekspor 100 Ton Beras Kemasan ke Arab Saudi
Merdeka.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya bakal mengekspor 100 ton beras dalam bentuk kemasan ke Arab Saudi. Dalam beberapa minggu ke depan beras tersebut sudah siap dikirim ke negara tersebut.
"Iya ke Arab Saudi. Yang diminta itu dulu yang kemasan 5 kg, 1 kg, itu akan kita penuhi karena dia sudah setuju beras dari kita," kata Buwas di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (17/2).
Buwas menyebut izin ekspor diterima pihaknya baru keluar untuk 5 kontainer atau setara dengan 100 ton. Jumlah izin itu, lebih rendah jika dibandingkan dengan target awal sebesar 8 kontainer.
"Ya izinnya baru bisa 5 kontainer ya segitu dulu. Kurang lebih 20x5 ya 100 ton," kata dia.
Selain Arab Saudi, Perum Bulog juga telah menjajaki tujuan ekspor ke negara-negara lainnya. Mengingat saat ini jumlah stok beras di Gudang Bulog juga hampir penuh. Apalagi, pada Maret-April mendatang panen raya bakal terjadi dengan serapan mencapai 2,7 juta ton.
"Ada beberapa saya jajaki tapi yang baru putus kan Arab Saudi. Artinya disini sudah ada peluang kita ekspor," tandas dia.
Tujuan Jual Beras Kemasan
Perum Bulog bakal memperkenalkan produk baru yaitu beras dalam kemasan sachet atau renceng. Meski harga per sachet hanya Rp 2.500, namun beras tersebut memiliki kualitas premium.
Direktur Komersial Bulog, Tri Wahyudi Saleh menjelaskan, pihaknya sengaja menjual beras premium dengan ukuran sachet. Hal tersebut agar beras dengan kualitas ini bisa terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah.
"Kita kan kasih kualitas yang terbaik. Tidak mau makan beras pera kan?," ujar di di Gudang Bulog Divisi Regional (Divre) DKI Jakarta dan Banten, Rabu (6/6).
Selain itu, hal ini juga dalam rangka menyerap beras dengan kualitas yang baik dari dalam negeri. Sebab, beras premium tersebut dibeli dari petani lokal di mana Divisi Regional (Divre) Bulog berada.
"(Stok beras premium) Ada. Kan kita beli terus beras petani, kita giling jadi beras premium. Tidak ada masalah," kata dia.
Meski mengaku tidak mendapatkan untung dari penjualan produk ini, namun Tri menyatakan hal tersebut tidak menjadi masalah bagi perusahaan. Sebab, Bulog memiliki unit usaha lain yang memberikan keuntungan.
"(Rugi) Enggak lah, kita kan masih banyak bisnis lain. (Biaya produksi) Ketutup. Kan kita cari yang lebih efisien, kan volumenya banyak," tandas dia.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenampakan Banyak Air, Emas & Berlian di Perut Bumi Arab, Padahal di Permukaan Pasir & Gersang
Di bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dirut Bulog: Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia di Awal Tahun 2024
Bayu menyebut keputusan untuk mendatangkan impor beras pada 2024 nanti demi memenuhi kebutuhan saat bulan suci Ramadan maupun Lebaran.
Baca SelengkapnyaJelang Hari Pencoblosan Pemerintah Setop Penyaluran Bansos, Ini Alasannya
Penyaluran bansos beras kemasan 10 kg dihentikan sementara pada 8-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaStok Beras Bulog 1,4 Juta Ton, Aman untuk Libur Natal dan Tahun Baru
Pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bakal Impor 2 Juta Ton Beras di 2024, Ini Daftar Negara Asalnya
Namun demikian, Bulog belum mendapatkan dokumen penugasan secara resmi dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaJelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaFOTO: Harga Beras Mulai Turun di Tengah Bulog Gencar Gelar Operasi Pasar di Bogor
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut bahwa harga beras di pasaran mulai turun.
Baca Selengkapnya