Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bukan Virus Corona, Harga Komoditas Sebabkan Perdagangan Januari dengan China Turun

Bukan Virus Corona, Harga Komoditas Sebabkan Perdagangan Januari dengan China Turun Ketua BPS Kecuk Suhariyanto. ©2018 Merdeka.com/Wilfridus Setu Embu

Merdeka.com - Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto, mengakui posisi perdagangan ekspor dan impor Indonesia ke China pada Januari 2020 mengalami penurunan. Namun, penurunan perdagangan bukan disebabkan oleh virus corona yang selama ini dikhawatirkan.

Tercatat, posisi ekspor non migas ke China terkoreksi sebesar USD 211,9 juta atau turun sebesar 9,15 persen. Sementara, posisi impor non migas juga mengalami penurunan yakni USD 190,5 juta atau turun 4,61 persen jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya.

Pria yang akrab disapa Kecuk ini menambahkan, posisi penurunan yang terjadi lebih disebabkan karena harga komoditas. Di mana, sepanjang Desember hingga Januari, harga komoditas rata-rata mengalami kenaikan khususnya yang non migas.

Misalnya saja harga minyak sawit yang naik sekitar 8,44 persen. Sementara, harga batu bara dan karet juga mengalami kenaikan masing-masing 6,5 persen dan 1,20 persen.

"Sebaliknya yang turun diantarnya nikel tembaga dan timah. Fluktuasi beberapa komoditas tentu pengaruh pada nilai ekspor dan impor Indonesia di 2020," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (17/2).

Sementara, khusus untuk harga minyak justru mengalami penurunan sekitar 2,68 persen. Pada Desember 2019, harga minyak berada di angka USD 67,18 per barel, turun menjadi USD 65,38 per barel di Januari 2020.

"Selama Desember sampai Januari 2020 tentu banyak perkembangan harga terjadi misalnya harga minyak mentah Indonesia selama Desember 2019 ke Januari 2020 mengalami penurunan 2,68 persen," jelasnya.

Komoditas Dagang yang Menurun dengan China

Dia menjelaskan beberapa komponen ekspor yang berkurang dari negeri Tirai Bambu tersebut yakni untuk golongan barang lemak dan minyak hewan atau nabati. Pada Januari 2020 ekspor terhadap kelompok barang ini hanya USD 1,36 miliar, lebih rendah dibandingkan posisi bulan sebelumnya yakni USD 2,06 miliar.

"Penurunan terbesar ekspor non migas terjadi pada kelompok barang ini sebesar USD 703,2 juta atau 34,08 persen," katanya.

Penurunan ekspor lainnya juga tercatat pada kelompok barang bijih, terak, dan abu logam yang turun mencapai USD 309,8 juta atau 80,17 persen. Di mana posisi ekspor pada Januari 2020 kelompok barang ini hanya meraih sebesar USD 76 juta, berbading terbalik jika dibandingkan bulan sebelumnya yakni mencapai USD 386,4 juta.

Sementara itu, posisi impor yang mengalami penurunan terbesar dari China yakni golongan barang buah-buahan sebesar USD 180,4 juta atau turun 76,21 persen. Penurunan impor lainnya juga diikuti oleh kelompok barang gula dan kembang gula sebesar USD 139,9 juta atau turun 78,46 persen.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2020 mengalami defisit sebesar USD 864 juta. Defisit ini terjadi karena nilai ekspor Indonesia hanya mencapai USD 13,41, sedangkan nilai impor tercatat sebesar USD 14,28 miliar.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami
Jokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami

Jokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.

Baca Selengkapnya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya

Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.

Baca Selengkapnya
Pameran Perdagangan Terbesar di China Sepi, Pedagang Ngeluh: Harga Barang Kami Semurah Kol di Pasar
Pameran Perdagangan Terbesar di China Sepi, Pedagang Ngeluh: Harga Barang Kami Semurah Kol di Pasar

Eksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Ternyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024

Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.

Baca Selengkapnya
Tren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Tren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun

Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.

Baca Selengkapnya
Impor Indonesia di Bulan Maret Turun 2,60 Persen
Impor Indonesia di Bulan Maret Turun 2,60 Persen

Turunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.

Baca Selengkapnya
Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya
Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya

BPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Harga Beras Naik karena Perubahan Iklim Sebabkan Gagal Panen
Jokowi Sebut Harga Beras Naik karena Perubahan Iklim Sebabkan Gagal Panen

Jokowi menjelaskan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh dunia.

Baca Selengkapnya