BPS lakukan survei khusus pantau dampak pembatasan solar
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan survei khusus guna meneliti dampak pembatasan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Pasalnya, kebijakan ini diprediksi akan sangat terasa karena ketergantungan konsumsi premium dan solar subsidi.
Namun, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo meyakini dampak kebijakan membatasi BBM subsidi di tidak akan merata di seluruh Indonesia. Sebab, pembatasan hanya diberlakukan di kawasan tertentu di Indonesia seperti daerah pertambangan, perkebunan dan industri.
"Kami akan lakukan survei khusus, perubahan konsumsi premium dan pertamax, solar dan bio solar, tapi sementara ini dampaknya belum" ucap Sasmito di Gedung BPS Pusat, Jakarta, Senin (4/8).
Pembatasan solar, lanjutnya, baru akan mempengaruhi inflasi Agustus. Inflasi Agustus, menurutnya, diperkirakan masih akan rendah meskipun ada dampak dari kenaikan TDL dan pembatasan BBM.
Hal ini didorong oleh mulai berkurangnya permintaan pangan Lebaran dan masuk musim panen. "Harga gabah sudah turun dan kebutuhan Lebaran turun tajam," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aturan baru nantinya akan memuat kategori kendaraan apa saja yang boleh menggunakan Pertalite dan Solar.
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahun 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Survei LSI: 38,1 Persen Publik Nilai Ekonomi Nasional Buruk, 37.9% Anggap Penegakan Hukum juga Buruk
Baca SelengkapnyaTarget bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaBPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaAmran menyebutkan untuk penebusan solar bersubsidi, petani cukup menggunakan tanda tangan kepala desa.
Baca SelengkapnyaKomoditas ini dianggap sebagai komoditas pangan bergejolak sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi pangan.
Baca Selengkapnya"Kami sudah menerjunkan personel untuk melakukan penyelidikan. Sedangkan kami telah mengantongi identitas pemilik gudang," ungkap Puji.
Baca Selengkapnya