BPS ingatkan potensi inflasi dua bulan mendatang
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan inflasi bakal melonjak signifikan dalam dua bulan mendatang. Ini lantaran ada faktor musiman berupa lebaran Idul Fitri ditambah penaikan tarif listrik berikut efek lanjutannya.
“Dampak tarif listrik naik untuk R1 dan R2 akan lebih terasa di Agustus, itu kan lebih banyak daripada yang sekarang TDL-nya sudah naik di kalangan industri,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di Jakarta, Selasa (1/7).
Berdasarkan kesepakatan pemerintah dan DPR, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) diberi keleluasaan untuk menaikkan tarif listrik enam golongan pelanggan secara bertahap setiap dua bulan mulai 1 Juli.
Yakni, pelanggan rumah tangga R1 dengan daya 1.300 volt ampere (VA) dengan penaikan tarif listrik rata-rata 11,36 persen, rumah tangga RI dengan daya 2.200 VA (10,43 persen), rumah tangga R2 dengan daya 3.500 VA-5.500 VA (5,7 persen).
Kemudian, industri menengah nonperusahaan publik di atas 200 kVA (11,57 persen), pemerintah dengan daya 200 kVA (5,36 persen), dan penerangan jalan umum (10,69 persen).
Akibatnya, inflasi Juli diperkirakan melonjak. Pasalnya, penaikan tarif komoditas yang diatur pemerintah ini berbarengan dengan momen ramadan, libur sekolah, dan tahun ajaran baru.
Untuk meredam itu, pemerintah diminta menjaga harga pangan yang nilainya bergejolak (volatile food).
“Kalau harga ayam bisa ditahan, dampaknya akan lumayan. Kita ingat, telur juga masih akan tinggi karena permintaan banyak, kan tidak sedikit yang bikin kue saat ramadan dan itu butuh telur,” urai Sasmito.
BPS mengumumkan inflasi Juni 2014 sebesar 0,43 persen. harga pada Volatile food, terutama daging dan telur ayam, berkontribusi sebesar 0,19 persen terhadap inflasi tersebut
Sementara, kenaikan tarif listrik pada Mei beserta komoditas energi lain hanya menyumbang 0,4 persen.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaBPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos
Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca SelengkapnyaData BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BPS Catat Inflasi Januari 2024 0,04 Persen, Terendah dalam 5 Tahun Terakhir
Secara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPBNU Minta Satgas Pangan Bergerak Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang Ramadan
PBNU meminta satgas Pangan Polri terus bergerak menjaga stabilitas harga beras di pasar, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaPerputaran Uang Musim Libur Natal dan Tahun Baru Diprediksi Tembus Rp80.250 Triliun
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah orang yang akan bepergian di musim libur akhir tahun mencapai 107 juta orang.
Baca SelengkapnyaAnak-Anak di Inggris Beri Pesan Dukungan untuk Anak-Anak Palestina dalam Unjuk Rasa di London
Anak-Anak di Inggris Beri Pesan Dukungan untuk Anak-Anak Palestina dalam Unjuk Rasa di London
Baca SelengkapnyaStok Beras Bulog 1,4 Juta Ton, Aman untuk Libur Natal dan Tahun Baru
Pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaMendag: Inflasi Tahun 2023 Sebesar 2,61 Persen Terendah Sejak Tahun 1999
Kemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.
Baca SelengkapnyaBTN Siapkan Uang Tunai Rp39 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran 2024
Adanya peningkatan alokasi uang tersebut sejalan dengan proyeksi peningkatan transaksi masyarakat selama hari raya Idul Fitri 2024.
Baca Selengkapnya