BPS catat neraca perdagangan Mei surplus USD 955 juta
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia per Mei 2015 surplus sebesar USD 955 juta. Angka itu dicapai dari ekspor sebesar USD 12,56 miliar dan impor USD 11,91 miliar.
Jumlah itu juga menjadikan selama lima bulan, perdagangan Indonesia tetap surplus. Secara kumulatif Januari-Mei 2015, neraca perdagangan RI mengalami surplus perdagangan sebesar USD 3,75 miliar.
Terdiri dari total ekspor sebesar USD 62,72 miliar dan impor senilai USD 60,97 miliar. "Jadi ini selama lima bulan dari Januari sampai Mei 2015 kita surplus terus," kata Kepala BPS Suryamin di Kantornya, Jakarta, Senin (15/6).
Suryamin menuturkan, ekspor minyak hewan dan nabati menyumbang surplus terbesar, mencapai USD 7,94 miliar. Secara keseluruhan, ekspor nonmigas Indonesia terbesar yakni ke Amerika Serikat sebesar USD 6,44 miliar.
Selanjutnya diikuti Jepang sebesar USD 5,62 miliar dan Tiongkok USD 5,41 miliar. ASEAN sebesar 11,33 persen dan ke Uni Eropa sebesar 6,28 persen.
Untuk impor Mei 2015 mencapai USD 11,61 miliar atau turun 8,05 persen dibanding April 2015. Secara kumulatif, nilai impor Januari-Mei 2015 mencapai USD 60,97 miliar turun 17,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor terbesar dari mesin dan peralatan mekanik sebesar USD 9,3 miliar dan impor mesin dan peralatan listrik USD 6,49 miliar.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut
Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Catat Surplus Neraca Perdangan 43 Kali Berturut-turut, Kini Nilainya Capai USD 2,41 Miliar
Pudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaJanuari 2024 Kembali Surplus, Neraca Perdagangan Indonesia Moncer Selama Hampir 4 Tahun
Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Data BPS: Impor Indonesia Bulan November Naik Menjadi USD 19,59 Miliar
Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaAPBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun
Namun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaAwal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara
BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaData BPS: Impor Beras 2023 Terbesar dalam 5 Tahun Terakhir, Didominasi Jenis Beras Patahan
Sebanyak 2,7 juta ton yang diimpor berjenis beras patahan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Ternyata Sudah Tarik Utang Rp107,6 Triliun di Januari 2024
Adapun APBN per Januari 2024 mencatatkan surplus Rp31,3 triliun atau 0,14 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca Selengkapnya