BPKN Catat Pengaduan Sektor E-Commerce Meningkat di Masa Pandemi
Merdeka.com - Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Rizal E. Halim mengatakan akan terus memaksimalkan kinerja dalam merespons dinamika kebutuhan perlindungan konsumen yang berkembang dengan cepat. Hingga Oktober 2020, BPKN telah menerima pengaduan sebanyak 1176 kasus, yang sebagian besar terkait pengaduan sektor e-commerce.
"Kalau kita lihat di tahun ini, pengaduan konsumen meningkat drastis. Pada 2017 BPKN menindaklanjuti 281 pengaduan yang masuk, jumlahnya terus bertambah menjadi 580 aduan pada 2018. Kemudian naik hingga 1.518 aduan sepanjang 2019 dan sampai bulan Oktober 2020 tercatat 1.176 pengaduan yang telah diterima. Sebanyak 299 atau 8,41 persen pengaduan terkait sektor e-commerce," ungkapnya pada webinar, Senin (2/11).
Menurutnya, peningkatan pengaduan sektor e-commerce terkait dengan pandemi Covid-19 yang mengharuskan masyarakat berbelanja melalui platform digital. Pada e-commerce sendiri, konsumen paling banyak melaporkan soal phising, penipuan, maupun pemalsuan.
"Sejak masa pandemi pengaduan yang masuk sangat banyak di sektor e-commerce. Jadi e-commerce juga banyak macam-macam di dalamnya. Ada yang terkait dengan sektor transportasi, ada yang terkait sektor kesehatan, perdagangan, pariwisata perhotelan, dan lain-lain. Konsumen itu lebih melaporkan soal penipuan, phising, dan pemalsuan barang atau jasa," katanya
Rizal mengatakan, pengaduan berkaitan e-commerce sangat menonjol ketika pandemi. Menurutnya, pengaduan mengenai layanan digital ini akan terus meningkat. Terlebih, banyak kebutuhan yang kini sulit dipenuhi melalui interaksi secara langsung.
Sementara itu, Rizal juga mengatakan bahwa perlindungan konsumen oleh negara harus didukung dengan sinergitas dari semua pemangku kepentingan.
"Peningkatan keberdayaan konsumen menjadi kunci penting untuk terus membangun kepercayaan konsumen di Indonesia. Oleh karena itu, melalui peringatan Harkonas tahun 2020 diharapkan dapat menjadi pengingat sekaligus memperkuat kedudukan konsumen sebagai penentu peningkatan ekonomi nasional," tuturnya.
Reporter Magang : Brigitta Belia
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.
Baca SelengkapnyaKemendag memproyeksikan transaksi e-commerce tahun 2023 menjadi Rp533 triliun.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aturan yang tertuang pada Permendag 31/2023 harusnya benar-benar dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua pihak.
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2019, Kinerja PTPN Group termasuk Regional 1 PTPN I (Eks PTPN II) menunjukan peningkatan.
Baca SelengkapnyaHendi mengajak para santri untuk memahami peluang usaha yang ada pada aktivitas pengadaan barang / jasa pemerintah.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI berhasil kuasai markas KKB hingga temukan barang berbahaya. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca Selengkapnya