Bos Pertamina dihujani kritik naik turunnya harga BBM dan gas 12 kg
Merdeka.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dikritik habis-habisan saat melakukan Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR. Dwi dihujani beberapa pertanyaan dari anggota legislatif.
Salah satunya Wakil Ketua Komisi VII Mulyadi yang mempertanyakan akurasi perhitungan penurunan harga BBM premium menjadi Rp 6.600 per liter.
"Hal ini penting menyangkut orang banyak, terutama perihal penurunan harga BBM beberapa hari yang lalu. Begitu juga pemerintah menaikkan harga BBM Rp 8.500 per liter yang menurut saya belum melalui perhitungan yang akurat," ujar dia yang ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (21/1).
Politisi Demokrat ini menilai banyak ketidakakuratan dalam perhitungan harga BBM subsidi jenis premium dan solar. Dia menjelaskan, bila mengikuti Mean of Platt Singapore (MOPS) selama satu bulan sebelumnya, seharusnya ada potensi tambahan penerimaan negara dari harga jual tersebut.
Terlebih saat harga BBM dinaikkan menjadi Rp 8.500 ketika harga minyak dunia turun. "Ada potensi penerimaan negara yang harus dilaporkan kepada DPR seberapa besar tambahan penerimaan dari kenaikan BBM Rp 8.500 dan digunakan untuk program apa?" kata Mulyadi.
Tidak hanya itu, Mulyadi juga menyoroti kebijakan penetapan harga gas elpiji subsidi yang belum mendapat persetujuan DPR.
"Pertamina akan berjanji akan hitung-hitungan. Karena terkait dengan rencana subsidi energi pada pembahasan RAPBN-P 2015," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina Patra Niaga juga berinovasi untuk memastikan BBM dan LPG subsidi bisa tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaPertamina mempertimbangkan evaluasi harga serta kebutuhan masyarakat pada Ramadan dan Idulfitri.
Baca SelengkapnyaPertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPertamina menjamin ketersediaan stok LPG di pangkalan-pangkalan resmi.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca SelengkapnyaPihak Pertamina tetap harus menjaga keterpenuhan kebutuhan masyarakat akan BBM.
Baca SelengkapnyaPertamina tentu memiliki perhitungan yang cermat, sebab review tiga bulanan harga BBM, memang berdasarkan rata-rata harga tertimbang.
Baca SelengkapnyaDi awal tahun baru ini semua BBM Pertamina non subsidi terpantau mengalami penurunan.
Baca Selengkapnya