Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) mengakui, kapal MT Martha Global untuk membawa Free On Board (FOB) crude oil milik Pertamina telah melanggar aturan karena membawa minyak ke Malaysia. Namun, hal itu tidak sesuai dengan instruksinya.

"Ini adalah apa yang disampaikan kepala BP Migas, MT Martha Global, Kapal ini untuk FOB crude oil Pertamina melanggar UU kepabeanan dengan berlayar di Malaysia," kata Direktur Utama Karen Agustiawan saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta Senin (15/10).

Karen menegaskan, Pertamina tidak pernah menginstruksikan kapal tanker yang mengangkut minyak mentah berkapasitas 45.017,5 ton dari Dumai, Riau ke kilang pertamina di Cilacap, berlayar ke Malaysia. Dia tidak mengetahui kenapa rute kapal berubah.

"Ini kronologis penahan 9 September Martha Global berangkat dari Cilangkap ke Plaju. 15 September dari Muntok ke Dumai ke Balongan. Lalu kapal dari Dumai ke Balongan, lalu deviasi ke Cilacap. 20 September ke Malaysia ditangkap," jelas Karen.

Kapal tersebut ditangkap jajaran petugas Bea Cukai lantaran tidak mengantongi surat resmi berlayar ke Malaysia. Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Agung Kuswandono mengatakan, kapal tersebut melakukan pengangkutan lintas negara tanpa dokumen dan diduga akan melakukan overship di laut.

Menurut Agung, saat ditangkap kapal tersebut di perairan Riau, hanya membawa 35.000 kiloliter minyak mentah dengan perkiraan nilai barang Rp 216 miliar dan kasusnya saat ini masih dalam tahap penyidikan dan penyelidikan kanwil Khusus kepulauan Riau.