Bos Garuda Indonesia Bantah Dana Talangan Rp8,5 Triliun untuk Bayar Utang
Merdeka.com - Pemerintah berencana memberikan dana talangan kepada PT Garuda Indonesia sebesar Rp8,5 triliun. Pemberian dana talangan tersebut dipertimbangkan karena keuangan Garuda Indonesia mengalami penurunan akibat penurunan penumpang sebesar 95 persen.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra membantah bantuan dana talangan tersebut nantinya akan digunakan untuk membayar utang. Seperti diketahui, maskapai pelat merah tersebut memiliki utang sukuk global dengan nilai penerbitan sebesar USD 496,84 juta jatuh tempo pada 3 Juni 2020.
"Tidak benar (akan digunakan untuk membayar utang)," ujar Irfan kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (2/6).
Dia mengatakan, hingga kini masih melakukan diskusi dengan pemerintah terkait pengalokasian dana talangan senilai triliunan tersebut. "Masih didiskusikan dengan pemerintah," jelas Irfan.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, dana talangan bukan merupakan pemberian pemerintah kepada BUMN untuk modal kerja. Tetapi dana talangan merupakan pinjaman yang nantinya harus dikembalikan.
"Dana talangan itu bukan dikasih modal oleh pemerintah. Kalau modal itu PMN. Garuda tidak ada dapat PMN," jelas Arya.
Dia menambahkan, terkait penggunaan dana tersebut diserahkan kepada BUMN yang mendapat alokasi dana talangan. "Namanya pinjaman ya itu hak mereka mau dipakai apa kan karena bukan dana diberikan pemerintah," paparnya.
Dana Talangan Dicurigai untuk Bayar Utang
Ekonom Senior Universitas Indonesia, Faisal Basri mengatakan, dana talangan yang diberikan pemerintah kepada beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa dipastikan untuk bayar utang. Sebab BUMN-BUMN tersebut dinilai sudah tak memiliki kemampuan untuk membayar kewajibannya.
"Sebetulnya dana talangan investasi pada BUMN ini hampir dipastikan. Saya tidak bisa memastikan 100 persen, adalah untuk bayar utang yang mereka tidak bisa bayar. Kalau dilihat angkanya hampir-hampir mirip dengan utang mereka. Perumnas, Garuda Indonesia angkanya hampir sama dengan utang jatuh temponya," jelasnya dalam diskusi online, Jakarta, Senin (1/6).
Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Kamrussamad, mencurigai rencana pemerintah mengalokasikan dukungan modal kerja sebesar Rp8,5 triliun untuk Garuda Indonesia untuk membayar utang yang akan jatuh tempo pada bulan ini. Anggaran tersebut sebelumnya dimasukkan oleh pemerintah dalam anggaran pemulihan ekonomi nasional untuk BUMN.
"Ini mengkhawatirkan kita. Karena Garuda kita tahu pada Juni 2020 ini jatuh tempo utang mereka, senilai USD 500 juta. Apakah dana talangan ini dimaksudkan untuk itu?" ujar Kamrussamad.
Dalam masa pandemi Virus Corona saat ini seharusnya Garuda Indonesia bisa melakukan renegosiasi mengenai utang jatuh tempo. Apalagi hampir seluruh negara di dunia saat ini juga mengalami kesulitan akibat pandemi yang berasal dari Wuhan, China tersebut.
"Harusnya kalau ada utang jatuh tempo itu renegosiasi, karena semua negara itu terdampak. Dan saya percaya ada jalan keluar akan hal itu," kata Kamrussamad.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaGurita Bisnis Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Gurita Bisnis Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Baca SelengkapnyaGaji Karyawan Bulan November Dicicil, Dirut PT DI Ungkap Kondisi Perusahaan Sebenarnya
Gaji seluruh karyawan PT DI untuk bulan November 2023, baru dibayar rata sebesar Rp1 juta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Letjen TNI Maruli Simanjuntak Terima Penghargaan dari MURI, Bantu Pengadaan Air Terbanyak di Indonesia
Letjen TNI Maruli Simanjuntak menerima Penghargaan dari MURI berkat dedikasinya membantu pengadaan air di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJelang Lebaran, Penerbangan dari Jakarta dan Surabaya Menuju Banyuwangi Ditambah
Memasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaCek Dulu Aturan Bagasi Yang Diizinkan Etihad Airways Agar Tidak Gagal Terbang Seperti Calon Penumpang Ini
Jika keberangkatan dari Indonesia menuju negara Timur Tengah, maka dikenakan biaya tambahan sebesar USD36 atau setara Rp566.000 per kg.
Baca SelengkapnyaNaik 17 Persen, Airnav Indonesia Layani 1,8 Juta Penerbangan Selama 2023
Selama 2023, penerbangan didominasi oleh penerbangan domestik.
Baca SelengkapnyaKapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca Selengkapnya