Bos Bulog Ungkap Syarat Indonesia Tak Impor Beras Tahun ini
Merdeka.com - Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Budi Waseso, memastikan tahun ini tidak akan impor beras. Asalkan kondisi alam dan cuaca baik.
"Insya Allah kalau alam dan cuaca baik tidak (impor) karena sudah cukup," kata Budi Waseso di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (23/1).
Saat ini, Budi Waseso mengatakan cadangan beras nasional ada 2,1 juta ton. Jumlah tersebut dianggap cukup untuk saat ini.
Sebelumnya, pemerintah menargetkan ekspor beras premium sebanyak 100.000 ton hingga 500.000 ton pada 2020 mendatang. Saat ini, Kementerian Pertanian tengah menyiapkan semua hal yang berkaitan, seperti kesiapan lahan, bibit dan lain sebagainya.
"Terkait ekspor beras saya akan mempersiapkan mulai dari bibit, mulai dari kesiapan lahan, irigasi, tesnya di mana. Harus bisa bersaing dengan beras-beras yang ada dari negara lain," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Siap Operasi Pasar Saat Terjadi Kenaikan Harga Beras
Terkait operasi pasar, Budi menyebut baru akan dilakukan jika terjadi kelangkaan beras di pasaran. Begitu juga dengan kenaikan harga beras. Sebab salah satu tugas Bulog menjaga sirkulasi beras di pasaran.
"Setiap ada kenaikan beras, kita sudah intervensi, itu otomatis," katanya.
Mantan Kepala BNN ini menambahkan tidak ada target pelaksanaan operasi pasar. Mekanisme operasi pasar disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaUpaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.
Baca SelengkapnyaBadan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaTambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaSebanyak 2,7 juta ton yang diimpor berjenis beras patahan.
Baca SelengkapnyaImpor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaBeras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca Selengkapnya