Bos BI Optimis Rupiah Menguat ke Rp15.000 per USD
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimis nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menunjukkan tren penguatan ke Rp15.000 per USD. Diketahui, rupiah ditutup melemah di level Rp15.380 per USD pada perdagangan Selasa (28/4), kemarin.
"Nilai tukar rupiah kemarin ditutup di Rp15.380, atau memang melemah Rp70 dari hari sebelumnya Rp15.310 untuk level bawahnya. Sementara untuk level atasnya, Rp15.465, dan hari sebelumnya Rp15.460," kata Perry dalam konferensi video, Rabu (29/4).
Dia menjelaskan, naik turunnya nilai tukar dari hari ke hari lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor teknis serta faktor-faktor berbagai perkembangan berita dari dalam maupun luar negeri.
"Untuk yang terjadi kemarin dan beberapa hari ini, memang ada beberapa faktor yang memberi tekanan pada nilai tukar, kalau dari dalam negeri tentu saja kebutuhan valuta asing dari korporasi. Kalau menjelang akhir bulan memang relatif lebih tinggi yaitu menambah permintaan untuk valuta asing," imbuhnya.
Selain itu, Perry juga menyebutkan, upaya-upaya pemerintah di berbagai daerah untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dinilai oleh sejumlah pelaku pasar berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi.
"Tapi juga ada faktor-faktor positif baik dari dalam maupun luar negeri. Seperti penawaran lelang SBN yang tinggi, Rp44,4 triliun, itu menunjukkan bahwa minat dari investor dalam maupun luar negeri itu tinggi," beber Perry
"Secara keseluruhan kami masih meyakini, tren untuk ke depannya sampai akhir tahun, nilai tukarnya akan stabil dan menguat ke arah Rp15 ribu per USD," jelasnya.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024
Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnya