Booming aliran modal asing belum dinikmati bank syariah
Merdeka.com - Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kinerja perbankan syariah belum sesuai potensi sesungguhnya. Itu terlihat dari ekses likuiditas harian bank-bank menjalankan prinsip hukum Islam di instrumen moneter baru mencapai Rp 16 triliun.
Padahal di saat bersama, kelebihan modal bank konvensional di bank sentral tersedia lebih dari Rp 270 triliun. "Berarti memang kue-nya masih kecil. Tapi bukan berarti tidak bisa tumbuh," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara saat ditemui di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/8).
Mirza menjelaskan kinerja perbankan syariah sejak 2010 sampai sekarang sangat bagus. Hanya saja, kebetulan bank konvensional menikmati dana berlebih berkat quantitative easing Amerika Serikat. "Jadi yang konvensional meningkatnya cepat juga ketika teman-teman di syariah pertumbuhan aset sudah cukup cepat," urainya.
Lantaran momentum booming aliran modal beberapa tahun terakhir lebih banyak dinikmati bank konvensional, BI mengakui target nilai aset perbankan syariah di atas 5 persen dari total aset nasional belum tercapai.
BI masih optimis bank syariah di Indonesia bisa mencapai potensi sesungguhnya. Caranya, harus ada terobosan produk dari bankir-bankir syariah spesifik untuk pasar Indonesia, sehingga likuiditas mereka meningkat buat menyalurkan kredit ataupun menambah aset. "Pasti bisa dan harus bisa tumbuh, itu tergantung pada bagaimana perbankan syariah bisa menerbitkan instrumen-instrumen funding," kata Mirza.
Sesuai aturan BI, seluruh bank yang kelebihan likuiditas, wajib menempatkan sebagian dana itu di instrumen moneter. Khusus buat perbankan syariah, BI menyediakan instrumen seperti SBI syariah serta Fasbi syariah. Belum lama, bank sentral juga menerbitkan term deposit valas syariah. Selain itu, perbankan syariah Indonesia menerbitkan funding valas, terapi tidak semuanya bisa disalurkan sebagai kredit.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Transaksi Digital Banking Meningkat Tajam, Kartu Kredit Justru Menurun
Nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Alasan Harus Tukar Uang Jika Ingin Transaksi di Luar Negeri & Tak Pakai Mata Uang Tunggal
Transaksi dalam mata uang asing melibatkan risiko nilai tukar.
Baca SelengkapnyaWaspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang
Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cari Uang Halal Buat Tambahan Penghasilan, Polisi di Kelapa Gading ini Tak Malu Jadi Tukang Tambal Ban
Demi menyambung hidup, sosoknya diketahui tak hanya bertugas sebagai abdi negara.
Baca SelengkapnyaTak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaOJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Melalui Pesantren
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaWaspada, Iming-iming Pinjol Ilegal Jelang Lebaran
Potensi perputaran uang saat Lebaran 2024 diprediksi mencapai Rp153,7 triliun.
Baca SelengkapnyaPulang Tanpa Bawa Tabungan, Begini Cara Mantan PMI Asal Serang Rintis Jualan Olahan Bandeng hingga Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah
Berbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnya