Merdeka.com - PT Bank Negara Indonesia Tbk siap mengucurkan kredit infrastruktur sebesar Rp 90 triliun dengan outstanding Rp 50 triliun per Agustus 2012 sejak awal kucuran tahun 2008-2009.

Direktur Utama BNI Gatot Suwondo mengatakan, dari alokasi kredit yang disediakan tersebut, paling besar akan dialokasikan untuk proyek di sektor kelistrikan. Plafon tersebut terbantu dengan adanya penjaminan senilai Rp 12 triliun dari pemerintah terkait dengan proyek 10 ribu megawatt.

"Separuh dari alokasi di sektor kelistrikan itu merupakan proyek pemerintah 10.000 megawatt. Itu kan ada yang sudah ditarik," ujar Gatot di Wisma BNI 46, Selasa (16/10).

Direktur Business Banking BNI Krishna Suparto menambahkan, untuk kredit sektor kelistrikan, perseroan menyediakan plafon sebesar Rp 20 triliun dan sudah dilakukan penarikan sebesar Rp 11 triliun.

"Kita kan ada di delapan sektor unggulan, mulai dari hulu ke hilir, di dalamnya termasuk infrastruktur. Untuk infrastruktur, selain kelistrikan, yang besar itu transportasi dan telekomunikasi," jelasnya.

Dia menambahkan, untuk kredit proyek jalan tol, BNI hanya menyediakan plafon sebesar Rp 6 triliun. Namun baru terserap sebesar Rp 1 triliun. Menurutnya, kredit untuk proyek jalan tol termasuk yang paling lambat melakukan penarikan. Hal ini terkait dengan persoalan pembebasan lahan.

"Jadi total Rp 80 triliun sampai Rp 90 triliun, nanti tinggal penarikan tergantung proyek. Untuk infrastruktur minimal tenor lima tahun. Tapi semua berjalan sesuai proses, memang paling berat itu untuk jalan, terkait pembebasan lahan," katanya.

Krishna menambahkan, untuk penyerapan di sector transportasi telah mencapai Rp 5 triliun dari plafon Rp 7,5 triliun. Sedangkan untuk kredit sector telekomunikasi, telah terserap sebesar hampir Rp 5 triliun dari plafon Rp 8 triliun. "Pitching Pelindo II," tutupnya.