BLSM Rp 300.000 untuk dua bulan bakal habis hanya sehari
Merdeka.com - Kebijakan pemberian kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp 150.000 untuk masyarakat miskin diyakini tidak efektif. Pengamat Ekonomi, Faisal Basri mengatakan, dana yang dimaksudkan untuk menjaga daya beli masyarakat miskin, diyakini tidak akan berjalan sesuai harapan.
"Ini BLSM dua bulan sekali kan aneh, gaji saja sebulan sekali. Orang miskin kan keinginan lebih banyak dari kemampuannya. Kemudian BLSM datang dua kali setiap dua bulan Rp 300.000 itu sehari juga habis," ujarnya saat diskusi Polemik Sindo bertajuk 'BBM Naik, Siapa Tercekik' di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (22/6).
Menurutnya, akan lebih baik jika kompensasi tersebut digunakan untuk mendorong perkembangan industri yang memungkin lapangan kerja berkualitas bagi masyarakat miskin.
Faisal Basri menambahkan, jika kemudian harga-harga bahan kebutuhan pokok naik menjadi dua kali lipat, bantuan itu tidak banyak artinya untuk mengurangi beban masyarakat miskin.
"Efeknya sampai empat-lima bulan karena upah baru bisa naik Januari 2014 sementara harga sembako tidak bisa dipantau begitu saja sehingga terjadi penurunan kesejahteraan rakyat sampai desember," katanya.
Dia juga tidak yakin BLSM akan berjalan semulus yang diharapkan pemerintah. "Saya tidak yakin, kita lihat saja nanti. Kapan data orang miskin dimasukkan juga tidak jelas kan," tegasnya.
Pernyataan Faisal berbanding terbalik dengan yang dikatakan Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang menilai pembagian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) lebih baik dibanding tahun 2008-2009.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaCak Imin meluruskan janji akan menggratiskan bahan bakar minyak (BBM).
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebagian besar pengeluaran ini digunakan untuk membeli makanan dan minuman jadi, ikan, telur dan susu serta sayuran.
Baca SelengkapnyaDua manfaat itu menjadi bukti, meskipun tidak bisa menurunkan dan menekan harga beras secara nasional.
Baca SelengkapnyaAkhir-akhir ini Menko Perekonomian Airlangga Hartarto lebih sering membagikan bansos.
Baca SelengkapnyaMereka memanfaatkan bangunan senilai Rp500 juta hasil Program Desa Brilian. Namun mereka dikenakan tarif sewa lebih mahal untuk bisa berjualan di sana.
Baca SelengkapnyaDia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, perubahan iklim membuat gagal panen.
Baca Selengkapnya