Bisnis Amazon, Twitter Hingga Google Naik Selama Pandemi
Merdeka.com - Perusahaan teknologi raksasa Amazon, Facebook, Apple, dan Google melaporkan angka penjualan dan labanya selama tiga bulan sampai 30 September. Selama pandemi, keempat perusahaan tersebut sama sekali tidak menunjukkan adanya tanda-tanda mengalami perlambatan.
Dilansir laporan BBC, Amazon yang merupakan perusahaan pesan antar barang yang besar menjadi salah satu 'pemenang' dengan pendapatan besar dari pandemi. Penjualan Amazon dilaporkan menanjak hingga USD 96,1 Miliar (Rp 1.421 Ribu Triliun) dalam 3 bulan hingga 30 September, naik 37 persen dari periode yang sama pada tahun lalu. Terlebih, labanya menembus rekor hingga USD 6,3 miliar, yang artinya 3 kali lipat dibanding tahun lalu.
Peningkatan ini didukung dengan perkembangan e-commerce di Amerika Utara. Di daerah tersebut, banyak keluarga yang mengalihkan gaya belanjanya menjadi belanja online. Selain itu, bisnis periklanan dan komputasi data perusahaan juga mendapat keuntungan yang signifikan.
Tentunya, pertumbuhan tidak datang tanpa biaya yang juga dikeluarkan. Amazon menyatakan memiliki USD 2,5 miliar yang dikeluarkan untuk menyesuaikan keadaan dengan pandemi. Reputasi perusahaan juga sempat terpukul karena adanya protes terhadap kondisi kerja perusahaan dan kebijakan lainnya.
Ditilik dari media sosial, lonjakan COVID-19 juga memiliki pengaruh yang sama besarnya. Perusahaan media sosial besar, Facebook, yang juga pemilik Instagram dan WhatsApp melaporkan rata-rata ada 2,5 miliar pengguna harian pada bulan September. Menurut BBC, peningkatan pengguna mencapai 15 persen dari September tahun lalu dan naik 3 persen dari bulan Juni, ketika orang-orang terjebak di rumah dan beralih ke media sosial.
Perusahaan juga mencatat laporan bahwa jumlah pengguna Facebook menurun di AS dan Kanada (dimana kedua negara tersebut merupakan pasar paling menguntungkan) dan menyatakan pada investor bahwa ada kemungkinan tren ini akan berlanjut.
Sebagai sesama perusahaan media sosial, Twitter mencatat laporan serupa, mengklaim 187 juta pengguna aktif harian pada kuartal Juli-September, naik 1 juta dari periode sebelumnya.
Sementara itu, adanya penurunan jumlah pengguna nampaknya tidak menghalangi aktivitas dari pengiklan. Di Google, pendapatan naik 14 persen yoy dan memberikan tanda jauh lebih baik dari yang diperkirakan analis. Kenaikan membantu laba melonjak 59 persen yoy dan nominal lebih dari USD 11 miliar, mengirim saham perusahaan naik lebih dari 6 persen dalam perdagangan setelah jam kerja.
Rilisnya iPhone 12 terbaru juga menjadi faktor berkembangnya Apple di tahun ini. Penjualan Apple mencapai USD 64,7 miliar. Meski naik sedikit dari tahun lalu, adanya peningkatan penjualan laptop dan iPad, hal ini tetap melewati ekspektasi analis dalam peningkatan keuangan perusahaan.
Namun demikian, saham di perusahaan tersebut sempat tenggelam dalam perdagangan setelah jam kerja, karena investor mencerna penurunan lebih dari 20 persen dalam pendapatan pembelian iPhone. Pukulan itu terutama terlihat di wilayah China, di mana biasanya menghasilkan sekitar 20 persen dari penjualannya, tapi penjualan turun hampir 30 persen.
Apple
Mengutip dari BBC, Apple juga menyatakan keyakinannya bahwa pembeli hanya menunggu ponsel terbarunya, yang akan dijual lebih lambat dari tahun-tahun sebelumnya.
"Terlepas dari dampak Covid-19 yang terus berlangsung, Apple berada di tengah-tengah periode pengenalan produk yang paling produktif, dan tanggapan awal untuk semua produk baru kami, yang dipimpin oleh jajaran iPhone berkemampuan 5G pertama kami menghasilkan respon positif," kata kepala eksekutif Apple, Tim Cook.
Di atas kesuksesan keempat perusahaan tersebut, lantas, timbul pertanyaan, "Jika mereka merayakan kesuksesan, akankah perusahaan yang lain juga?"
Laporan BBC tersebut menyatakan bahwa dominasi teknologi akan terus meningkat, bahkan ke depannya akan ada seruan lebih lanjut dalam mengatur persaingan perusahaan.
Reporter Magang: Theniarti Ailin
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaPerusahaan Ban Ternama di Cikarang Tutup, Nasib Ribuan Karyawannya Terancam PHK Massal
Penutupan dilakukan karena di tahun ini tidak ada lagi orderan atau pemesanan yang masuk dari vendornya.
Baca SelengkapnyaMenkominfo: 92 Persen Kebisingan di Ruang Digital Ulah Buzzer
Bahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaPedagang Pasar Kranggan Ngeluh Kemunculan e-Commerce, Ganjar: Nanti Kita Ajari Cara Jualan Online Ya
Jika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.
Baca SelengkapnyaWaspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang
Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaSegini Potensi Kerugian Dialami Industri Perikalanan Jika Iklan Rokok Dilarang
Rencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.
Baca Selengkapnya