Bikin RFID, INTI impor produk dari China
Merdeka.com - PT INTI mengaku akan menyelesaikan proyek pengadaan alat untuk monitoring dan pengendalian bahan bakar minyak (BBM). Sesuai dengan waktu dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh Pertamina, proyek ini harus rampung tahun ini.
PT INTI memenangkan proyek pembuatan dan pemasangan Radio Frequency Identification (RFID). "Yang berbentuk cincin sekitar 100 juta unit kendaraan meliputi 11 juta mobil, 80 juta sepeda motor, 3 Juta Bus dan 6 Juta Truk di seluruh Indonesia," ucap Direktur Utama PT INTI, Tikno Sutisna di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (9/4).
Realisasinya akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama fase monitoring. Untuk fase monitoring, PT INTI memperoleh dana sebesar Rp 17,58 rupiah per liter.
"Untuk fase pengendalian dari PT INTI kita investasi sekitar Rp 591 miliar. Kalau yang pengendalian investasinya itu dilakukan one time (satu kali saat investasi awal)," jelasnya.
Untuk penyediaan teknologi, Tikno mengaku akan mendatangkannya langsung dengan menggandeng pabrikan-pabrikan asal China. Namun Tikno tidak menyebutkan merek dari peralatan yang diproduksi pabrikan asal China tersebut.
"Tidak ada mereknya, pabriknya ada di China. Kebutuhan tahun ini agak berat untuk mengembangkan sendiri. Jadi untuk tahap pertama ini kami bawa dari pabrikan di China. Datang sesuai jadwal kita dengan Pertamina. Bulan Juli harus sudah mulai online," tandasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Marketing PT INTI, Adiaris menjelaskan, dipasangnya RFID di kendaraan secara otomasi mencatat transaksi BBM. Sistem distribusi dan pengawasan konsumsi BBM diyakini akan semakin transparan ke masyarakat.
"Kalau sudah masuk fase pengendalian, nanti alat yang dipasang di kepala selang BBM (nozzel) akan membaca RFID yang berisi informasi perihal data kendaraan. Jadi nanti BBM yang keluar hanya akan keluar sesuai kuota kendaraan itu saja. Jadi lebih mudah mengontrol distribusi BBM bersubsidi kendaraan bermotor," jelasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah berencana melakukan pembatasan barang impor.
Baca SelengkapnyaTurunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaBaterai ini diciptakan perusahaan start up, Betavolt.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Salah satu perusahaan otomotif asal China, BYD akan segera masuk ke pasar Indonesia mulai 2024.
Baca SelengkapnyaUpaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok para Jenderal Intel yang dimutasi Panglima TNI dan ditugaskan di BIN.
Baca SelengkapnyaKedaulatan teknologi informasi terancam dengan impor ponsel senilai Rp 30 Triliun.
Baca SelengkapnyaDikelilingi Perwira Polisi, 'intel' Jualan Es Tak Berkutik 'Penyamarannya Dibongkar'
Baca SelengkapnyaIndustri kecil dan menengah tak perlu risau lagi jika hendak kirim barang ke luar negeri
Baca Selengkapnya