BI tegaskan kenaikan BI rate demi tenangkan pasar
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menetapkan tingkat suku bunga acuan naik sebesar 25 basis poin menjadi 7,75 persen. Kenaikan ini dianggap wajar untuk mengendalikan inflasi akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah menilainya, dengan meningkatkan suku bunga acuan mendorong kepercayaan pasar. "Bahwa regulator bereaksi terhadap risiko inflasi, defisit transaksi berjalan dan fiskal yang ditangani pemerintah," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (19/11).
Dia menegaskan, dengan naiknya harga BBM, menghemat anggaran pemerintah. "Dari kenaikan harga BBM subsidi, kita punya penghematan uang yang diyakini bisa meningkatkan kepercayaan diri pasar dengan respon dari BI, pemerintah," jelas dia.
Halim menegaskan, tidak ada kekhawatiran potensi peningkatan pembiayaan dari kebijakan tersebut karena hanya menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin. Kecuali BI Rate yang terbang di tahun 1997-1998.
"Coba lihat respon BI ketika pemerintah menaikkan harga BBM sampai 100 persen lebih pada 2005, BI hanya menaikkan suku bunga acuan hanya beberapa persen. Ini sudah menentramkan pasar," ungkapnya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS, rata-rata kenaikan harga beras mendekati 20 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Secara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaKenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaHarga gabah kering giling (GKG) juga mengalami kenaikan sebanyal 1,7 persen mtm dan naik sebesar 29,37 persen secara yoy.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaPadahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca Selengkapnya