Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BI Rate tinggi buat susah orang kecil punya rumah

BI Rate tinggi buat susah orang kecil punya rumah perumahan. ©2012 Merdeka.com/sapto anggoro

Merdeka.com - Tingginya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) membuat masyarakat kecil mendapatkan rumah semakin sulit. Pengembang meminta bank sentral mengkaji untuk menurunkan suku bunga acuannya.

Menurut mantan ketua DPP REI yang juga tim sukses Jokowi-JK, Enggar Triasto, tingkat suku bunga tinggi juga memukul dunia usaha properti. "Selain dunia usaha itu sendiri dan masyarakat membutuhkan perumahan juga kena. Artinya aspek kesejahteraan masyarakat yang membutuhkan rumah jadi terganggu," ujar Enggar sebelum acara talkshow DPP REI di Jakarta, Kamis (28/8).

Tingginya suku bunga ini membuat tingkat pertumbuhan penjualan properti tahun ini terganggu. Penurunan penjualan terutama terjadi pada sektor rumah sederhana. Hal ini terlihat dari realisasi penyaluran KPR bersubsidi.

Sebelumnya, REI berharap BI Rate bisa kembali di level 5 persen. Wakil Ketua Pembiayaan Perbankan REI Priyadi menjelaskan, jika Rupiah sudah kembali menguat idealnya BI ikut bergerak cepat menurunkan suku bunganya agar diikuti penurunan suku bunga perbankan. Khususnya suku bunga Kredit Perumahan Rakyat (KPR).

"Rupiah melemah kan suku bunga sudah dinaikkan, sekarang Rupiah menguat mestinya suku bunga diturunkan. BI Rate bisalah di angka 5 persen sedangkan suku bunga KPR yang tadinya 12 persen bisa 9 persen," ujarnya dalam diskusi bertajuk 'Proses Bisnis Industri Real Estat' di Restoran Kopitiam, Jakarta.

Dia khawatir industri properti bakal mati selama suku bunga perbankan tetap bertahan tinggi di tengah nilai tukar yang terus menguat.

"Isunya beberapa bulan lalu, suku bunga sengaja dinaikkan karena Rupiah melemah. Sekarang Rupiah menguat, jadi kita tunggu sajalah. Kalau tidak turun juga suku bunga, maka matilah industrinya (bisnis properti), cicilannya tambah mahal," jelas dia.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos

BPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos

Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Klaim Harga Beras Turun, BPS Ungkap Fakta Lain

Pemerintah Klaim Harga Beras Turun, BPS Ungkap Fakta Lain

BPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya
BTN Catat Telah Biayai 5,2 Juta Unit Rumah Selama 74 Tahun

BTN Catat Telah Biayai 5,2 Juta Unit Rumah Selama 74 Tahun

Bank BTN terus melakukan elaborasi bisnis pembiayaan, yang sebelumnya hanya fokus pada pembiayaan rumah pertama.

Baca Selengkapnya