BI Rate bertahan 7,5 persen sembilan bulan berturut-turut
Merdeka.com - Hasil rapat dewan gubernur Bank Indonesia hari ini, Kamis (10/7) memutuskan menahan suku bunga acuan di level 7,5 persen. Dengan suku bunga lending facility dan suku bunga deposit facility pada level masing-masing 7,5 persen dan 5,75 persen. Artinya, sudah sembilan bulan berturut-turut BI Rate ada di posisi ini.
Direktur Eksekutif bidang Komunikasi BI Tirta Segara menuturkan, keputusan menahan BI Rate di level 7,5 persen berdasar analisa bank sentral di mana inflasi diperkirakan menuju sasaran atau sesuai target 4,5 plus minus 1 persen untuk tahun ini. Sedangkan pada 2015, inflasi ditargetkan 4 persen +/- 1 persen.
"Bank Indonesia melihat stabilitas makroekonomi masih terjaga di tengah proses penyelesaian struktur perekonomian ke arah yang lebih seimbang," ujar Tirta di gedung Bank Indonesia, Kamis (10/7).
Namun diakuinya, masih ada risiko domestik dan global yang bisa mengganggu inflasi dan perbaikan defisit transaksi berjalan. Berangkat dari pertimbangan itu, kata dia, BI akan terus mempertahankan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk memperkuat perekonomian domestik.
Salah satunya lewat pengelolaan Utang Luar Negeri, khususnya ULN korporasi.
"Selain itu, Bank Indonesia juga akan meningkatkan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi, agar proses penyesuaian ekonomi dapat berjalan baik, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ke depan yang lebih sustainable," kata Tirta menambahkan alasan suku bunga acuan terus dipertahankan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaBTN Rilis Internet Banking Business untuk Bidik Pebisnis Muda, Ini Daftar Kelebihannya
Nasabah dapat melakukan transaksi penukaran mata uang asing dengan harga yang kompetitif.
Baca SelengkapnyaData BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaEkonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaData BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca Selengkapnya