BI: Potensi risiko kredit macet dan likuiditas ketat meningkat
Merdeka.com - Bank Indonesia ( BI ) menilai tahun ini perbankan berpotensi mengalami peningkatan risiko kredit dan likuiditas. Ini mengingat belum rampungnya langkah-langkah penanganan defisit transaksi berjalan dan perubahan kondisi perekonomian global hingga akhir 2013.
Gubernur BI, Agus Martowardojo , mengatakan saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia tengah memasuki fase konsolidasi. Sementara, dari sisi eksternal sejauh ini sedang terjadi konstelasi global yang ditandai dengan perubahan kondisi perekonomian dunia.
"Perekonomian negara-negara maju semakin membaik, tingkat suku bunga atau yield global juga akan cenderung meningkat. Sedangkan, ekonomi negara berkembang melambat," ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Jumat (17/1).
Bukan hanya itu, lanjut Agus, kondisi global dan domestik tersebut akan memiliki risiko terburuk pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini.
"Pertumbuhan ekonomi perlu dicermati, karena dapat berdampak pada peningkatan performing loan (kredit bermasalah atau NPL), risiko pasar serta penurunan laba," ungkapnya.
Dia menyebut BI juga memperkirakan bahwa kondisi likuiditas perbankan di 2014 masih akan ketat. "Dari sisi eksternal, ada arah pembalikan modal ke negara maju. Sementara dari sisi domestik, kenaikan suku bunga dapat meningkatkan potensi persaingan penghimpunan dana di perbankan," tutur dia.
Namun, BI memperkirakan bahwa industri perbankan dalam negeri masih akan memiliki daya tahan dalam menghadapi tantangan eksternal dan internal tersebut. "Ini ditunjukkan dengan adanya komitmen untuk menambah modal dari pemilik dan laba yang masih tumbuh positif," jelas dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBI Ungkap Risiko Tukar Uang Receh di Pinggir Jalan
Melakukan penukaran di layanan resmi dijamin keaslian uangnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
OJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaSektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen
Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaPangkas Kredit Macet Rp900 Miliar, Begini Prediksi Kinerja BTN di 2024
Penyelesaian ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas aset Bank BTN yang berdampak pada peningkatan kinerja Perseroan.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaKisah Nasabah PNM Mekaar, Ambil Kredit Rp5 Juta Kini Bisa Ekspor Produk Hingga ke Malaysia dan Brunei Darussalam
Jokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca Selengkapnya