BI perkirakan inflasi 2013 tembus di atas 8 persen
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi hingga akhir tahun ini melebihi asumsi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara perubahan (APBNP) yakni di atas 8 persen. Ini berkaca pada capaian inflasi Juli yang sudah sangat tinggi mencapai 2,87 persen atau lebih tinggi dari proyeksi semula yang mencapai 2,77 persen.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan revisi angka inflasi tersebut diperoleh BI berdasarkan survei perkembangan harga yang dilakukan oleh bank sentral.
"Survei perkembangan harga minggu ke empat bulan Juli inflasi 2,87 persen dari 2,77 persen. Sehingga year on year-nya di atas 8 persen. Kita hargai upaya pemerintah dan pemda menjaga tingkat inflasi," tutur Agus di Gedung Bank Indonesia, Selasa (30/7).
Agus mengatakan, BI berkomitmen akan terus menjaga inflasi tetap terkendali di bulan kedua setelah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. BI sendiri memproyeksi inflasi akan menurun di bulan Agustus dan kembali normal pada bulan September 2013.
"Tahun depan inflasi bisa kembali ke 4,5 plus minus 1 persen. Bahkan kita sudah estimasi inflasi tahun 2014 sekitar 4,3 persen," ungkap Agus.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menambahkan, inflasi tersebut terdiri dari inflasi bahan pangan yang meningkat sebesar 1,5 persen, inflasi harga-harga yang ditentukan oleh pemerintah, seperti BBM dan harga listrik naik sebesar 1,2 persen. Sedangkan inflasi inti hanya sebesar 0,1 persen.
"Karena inflasi pada Juli diprediksi sudah capai 2,87 persen maka sampai akhir tahun tetap di atas 8 persen," jelas Perry.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengisyaratkan bahwa Juli akan 'terbakar' oleh inflasi. Ini lantaran sejumlah aktivitas biaya tinggi yang biasa dilakukan masyarakat pada Juli bertepatan dengan momentum penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
"Momen menaikkan BBM, seperti menyiram api ke minyak, karena Juli itu puncak inflasi tahun ini. Selain BBM, ada pendaftaran sekolah, puasa, dan sebagainya," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo dalam diskusi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di Jakarta.
Data BPS menunjukkan, komoditas cabe hingga minggu ketiga Juli sudah naik 78 persen. Padahal Cabe merupakan penyumbang inflasi terbesar ketiga setelah beras dan BBM subsidi. "Kalau cabe naik 78 persen, inflasi kita naik 0,7 persen," cetusnya.
Sementara harga BBM subsidi yang sejak 22 Juni dinaikkan Rp 1.500 per liter menjadi Rp 6.500 diperkirakan menyumbang inflasi sebesar 0,74 persen. Dengan demikian, jika ditambah sumbangan inflasi dari cabe 0,7 persen, angka inflasi Juli sudah menyentuh 1,5 persen. "Belum dari komoditas lain," katanya.
(mdk/bmo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaSalah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaKelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaSecara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnya