Merdeka.com - Bank Indonesia menilai target pertumbuhan ekonomi diusulkan pemerintah dalam rancangan APBN Perubahan 2015 sebesar 5,8 persen ketinggian. Sebab, perekonomian dunia masih mengalami perlambatan.

"Bank Indonesia meyakini pertumbuhan ekonomi 5,8 persen itu perlu dilakukan penyesuaian," kata Gubernur BI Agus D.W Martowardojo, Jakarta, Rabu (28/1)

Berdasarkan kalkulasi bank sentral, target pertumbuhan ekonomi lebih realistis jika dipatok pada level 5,7 persen. Pertimbangannya, pertumbuhan ekonomi dunia terus mengalami koreksi dan harga-harga komoditas dunia masih dalam tren melemah.

"Berdasarkan informasi terakhir itu proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia diturunkan dari 3,8 persen menjadi 3,5 persen pada 2015," katanya.

Di sisi lain, BI setuju dengan keputusan pemerintah mematok nilai tukar rupiah sebesar 12.500 per USD. Ini meningkat sedikit ketimbang target dalam APBN 2015 sebesar Rp 12.200 per USD.

"Karena memang ketika ditetapkan Rp 12.200 per USD itu didasarkan pada rata-rata harga dolar pada 2014," katanya. "Tetapi di sepanjang Januari 2015 ini ratanya ada di kisaran Rp 12.500-Rp 12.600 per USD. Jadi kami melihat Rp 12.500 per USD itu sudah lebih mencerminkan kondisi 2015."

Terkait inflasi, bank sentral memerkirakan sepanjang tahun ini bisa menyentuh kisaran 8 persen. Namun, itu bakal melandai di akhir tahun menjadi 4 persen plus-minus 1 persen

"Kalau sekarang inflasi masih tinggi karena masih ada risiko-risiko, seandainya nanti ada banjir, ada penyesuaian harga tranportasi yang belum bisa diturunkan, dan mungkin ada penyesuaian harga listrik, elpiji. Ini semua akan bisa membuat tekanan inflasi dan nilai tukar rupiah."