BI: Kenaikan suku bunga perbankan tak naikkan rasio NPL
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menilai reaksi perbankan terhadap naiknya BI Rate berupa kenaikan suku bunga kredit, tidak berpotensi meningkatkan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL). Kenaikan NPL hanya terjadi pada segelintir bank saja.
"Ya kalau risiko kredit secara keseluruhan terkendali. NPL nya masih boleh dibilang relatif terkendali. Saya gak melihat ada gejala NPL di semua bank naik. Itu gak ada, kalaupun ada itu Paling 1-2 bank, karena pengaruh dari pengawasan," tutur Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah di Gedung Bank Indonesia, Jumat (26/7).
Halim mengatakan, risiko NPL meningkat umumnya terjadi dalam kondisi perekonomian memburuk. Kondisi tersebut menyebabkan para debitur kesulitan untuk melunasi utangnya kepada perbankan. Hal inilah yang menyebabkan NPL perbankan melonjak.
"Artinya gini, kalau risiko kredit naik itu misalnya kalau kondisi ekonomi memburuk, dan debiturnya juga susah membayar kembali. Nah itu akan terjadi risiko kredit secara nasional meningkat," jelas Halim.
Untuk mengantisipasi kondisi perekonomian memburuk, umumnya perbankan menambah nilai cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Namun, masing-masing bank berbeda dalam melakukan pencadangan.
"CKPN dinaikkan tergantung masing-masing bank. Kalau banknya konservatif, naikkan. Kalau dia yakin gak ada apa-apa, ya dia gak naikkan. Tapi ketentuan kita kan jelas, kalau ada kekhawatiran dari bank dia harus naikkan CKPN-nya. Itu yang tadi saya katakan belum," ungkap Halim.
Halim belum melihat perbankan mulai meningkatkan pencadangannya. Pasalnya, NPL perbankan secara nasional masih rendah dan kondisi tersebut menunjukkan sektor perbankan masih optimis menyikapi kondisi perekonomian saat ini.
"NPL itu secara nasional rendah sekali, gross di bawah 3 persen. Netnya di bawah 1 persen setelah dikurangi pencadangan. Hasil Stress test kita juga nunjukin kegiatan ekonominya turun sampe 5 persen, (NPL) cuma nol koma sekian naiknya. Kalau krisis sampe minus ya itu naik, tapi itu pun naiknya ga tinggi. Masih confidence," tutup Halim.
(mdk/bmo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaAkulaku diminta meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik dan pelaksanaan manajemen risiko dalam menjalankan kegiatan usaha BNPL.
Baca SelengkapnyaPerry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaSalah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca Selengkapnya