BI ingatkan tak perlu khawatir Rupiah tembus 14.700 per Dolar AS
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terus melemah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) yang saat ini mencapai Rp 14.700-an. Namun pelemahan Rupiah ini tak sendiri. Beberapa mata uang negara lain juga ikut melemah akibat stategi ekonomi AS.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, mengakui bahwa nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan terhadap dolar AS. Namun, tekanan itu tak hanya dialami oleh Rupiah saja.
"Sebenarnya di dunia ini yang melemah bukan cuma Rupiah. Swedish crown juga melemah 10 persen, Dolar Australia juga melemah 6 persen. Jadi di seluruh dunia melemah terhadap dolar AS," jelas dia, Jumat (31/8).
Mirza melanjutkan, seharusnya pelemahan Rupiah ini tidak perlu ditakutkan karena stabilitas ekonomi dan keuangan terjaga dengan baik. "Likuiditas terjaga baik, non performing loan (NPL) di perbankan Indonesia bahkan menurun dibandingkan 2015 dari 3,2 persen menjadi 2,7 persen," kata Mirza.
Dia menambahkan ada dua penyebab utama yang membuat nilai tukar di seluruh dunia melemah terhadap Dolar AS. Penyebab pertama adalah kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Kenaikan suku bunga ini membuat dana-dana yang tadinya parkir di negara berkembang seperti Indonesia pulang kembali ke tempat asal. Akibatnya, pasokan Dolar AS di RI berkurang.
Alasan kedua adalah adanya strategi ekonomi yang dijalankan oleh Presiden AS Donald Trump. Berbagai macam perang dagang yang dijalankan oleh AS membuat investor mencari instrumen investasi yang aman yaitu Dolar AS.
Reporter: Justinus Arthur Gideon
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Alasan Harus Tukar Uang Jika Ingin Transaksi di Luar Negeri & Tak Pakai Mata Uang Tunggal
Transaksi dalam mata uang asing melibatkan risiko nilai tukar.
Baca SelengkapnyaTak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnya