BI: Inflasi tinggi itu jahat, menggerogoti penghasilan masyarakat
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) siap menurunkan suku bunga acuannya atau BI Rate jika pemerintah bisa menurunkan besaran inflasi. Saat ini BI Rate dipatok sebesar 7,5 persen atau lebih rendah 25 basis poin dari awal 2015 yakni 7,75 persen.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperingatkan pemerintah untuk berhati-hati dalam menaikkan harga pendorong inflasi seperti harga elpiji dan tarif listrik. "Tapi kita masih memberi subsidi kepada elpiji dan listrik, kalau nanti akan diangkat, harus dilakukan secara hati-hati supaya inflasi tidak tinggi, kalau inflasi bisa dijaga rendah dan stabil, bunga akan turun," ujarnya di Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (8/5).
Menurutnya, untuk menjaga inflasi tersebut, pihaknya juga akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah, serta memaksimalkan kerja Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID).
"Mandat utama BI adalah menjaga kestabilan nilai tukar yang tercermin dari inflasi. Kalau inflasi bisa dijaga rendah dan stabil, bunga akan turun. Inflasi yang tinggi itu jahat, menggerogoti penghasilan masyarakat," jelas dia.
Namun, Agus mengakui dengan pemerintah menghilangkan subsidi seperti bahan bakar minyak (BBM) membuka celah keuntungan bagi Indonesia.
"Kita bahagia pemerintah menghilangkan subsidi BBM, sehingga bisa membangun infrastruktur, belanja sosial, dan mengurangi defisit. ASEAN 5 itu inflasi 5-10 terus di bawah 5 persen. Kita masih di atas itu. Semua karena Indonesia mensubsidi BBM yang tidak terlalu tepat sasaran. Ketika ada kenaikan harga BBM, inflasi tinggi. 2015-2016, inflasi akan mengarah ke 4 plus minus 1 persen" ungkapnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaData BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penjelasan Lengkap BPS soal Inflasi Tinggi pada Ramadan Tahun Ini
Komoditas ini dianggap sebagai komoditas pangan bergejolak sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi pangan.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaBulog Beberkan Keberhasilan Bantuan Pangan Beras dalam Menahan Laju Inflasi
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahun 2024.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Harga Beras Turun, BPS Ungkap Fakta Lain
BPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnya