Merdeka.com - Ketidakpastian perekonomian dunia, belum memberikan gambaran jelas dan tanda-tanda perbaikan. Kondisi saat ini justru membuat negara-negara di kawasan regional lebih waspada dalam mengambil kebijakan di bidang ekonomi. Sebab, bisa saja krisis menjalar ke negara lain jika kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi saat ini.

Sejauh ini, ekonomi Indonesia lebih optimis. Bank Indonesia menilai krisis Eropa tidak akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab, exposure perbankan Indonesia ke Eropa masih kecil.

"Fundamental perbankan sangat oke," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad, di Hotel Shangrila, Jakarta, Kamis (21/6).

Selain itu, Muliaman melihat bahwa rasio utang perbankan Indonesia juga cenderung kecil, sekitar Rp 150 triliun dari total asset perbankan yang nilainya diperkirakan sekitar Rp 3.000 triliun.

"Bentuk utang ini bermacam-macam diantaranya surat berharga dan trade finance," katanya.

Muliaman melihat nilai tukar rupiah cenderung stabil karena Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mulai masuk ke Indonesia dan tidak terparkir di luar negeri. "Kebijakan pemerintah di mana devisa hasil ekspor akan dikembalikan lagi ke Indonesia, dengan harapan  devisa akan masuk, pasokan devisa semakin besar, nilai tukar akan membaik," jelasnya.