BI Catat Pertumbuhan Kredit Bank di September Turun Menjadi 7,89 Persen, ini Sebabnya
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mencatat stabilitas sistem keuangan saat ini tetap terjaga, namun fungsi intermediasi perbankan kini menjadi perhatian. Tercatat, pertumbuhan kredit melambat dari 8,59 persen (yoy) pada Agustus 2019 menjadi 7,89 persen (yoy) pada September 2019, terutama dipengaruhi permintaan kredit korporasi yang belum kuat.
"Pembiayaan dari pasar modal dan utang luar negeri tetap tumbuh tapi tidak sekuat di tahun-tahun berikutnya. Korporasi saat ini masih menakar prospek ekonomi ke depan," tutur Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Jakarta, Kamis (21/11).
Perry menjelaskan, 55 persen dari kebutuhan pendanaan korporasi berasal dari laba ditahan (retained earnings). Kesimpulannya, korporasi masih tetap melakukan produksi meskipun menurun.
"Korporasi ini 47 persen merencanakan untuk investasi. Sedangkan 53 persen konsolidasi. Artinya mereka ingin melihat prospek ekonomi ke depan. Apakah jika mau nambah produksi atau investasi ini bisa memenuhi biaya kredit," katanya.
Pihaknya lantas mengajak agar perbankan maupun korporasi untuk tetap 'confident' terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depannya. "Ke depan prospek ekonomi kita akan membaik, kami telah menurunkan suku bunga acuan, GWM. Kami mengajak korporasi, perbankan untuk tetap confident," tegasnya.
BI Ramal Kredit Bank Meningkat di Kuartal IV 2019
Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan pertumbuhan triwulanan kredit baru melambat pada triwulan III-2019. Bank sentral memprakirakan pertumbuhan kredit bank kembali meningkat pada triwulan IV-2019.
"Perkembangan tersebut tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada triwulan III-2019 sebesar 68,3 persen, lebih rendah dibandingkan 78,3 persen pada triwulan sebelumnya," tulis BI dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (16/10).
Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan tersebut terutama bersumber dari kredit investasi dan kredit konsumsi. Sementara itu, pada triwulan IV-2019 pertumbuhan kredit baru diprakirakan meningkat, didorong oleh optimisme terhadap kondisi moneter dan ekonomi yang menguat dan juga risiko penyaluran kredit yang relatif terjaga.
Sejalan dengan prakiraan meningkatnya pertumbuhan kredit baru, kebijakan penyaluran kredit pada triwulan IV-2019 diprakirakan lebih longgar, terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 11,8 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan 12,0 persen pada triwulan sebelumnya.
"Pelonggaran standar penyaluran kredit terutama akan dilakukan terhadap kredit kepemilikan rumah/apartemen, kredit investasi, dan kredit UMKM, dengan aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan diperlonggar antara lain plafon kredit, suku bunga, dan agunan."
Hasil survei mengindikasikan perlambatan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2019. Kredit bank diprakirakan tumbuh 9,7 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan triwulan sebelumnya maupun dengan realisasi tahun sebelumnya.
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaKinerja Bank BCA Sepanjang 2023: Penyaluran Kredit Tumbuh 13,9 Persen dan Laba Bersih Naik 19,4 Persen
Kenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaKredit Ini Jadi Motor Terbesar Penggerak Kinerja Bank BTN, Sektor Apa?
Realisasi penyaluran kredit dan pembiayaan BTN sepanjang tahu 2023 mencapai Rp333,69 triliun.
Baca SelengkapnyaOJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaData BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaTransaksi Digital Banking Meningkat Tajam, Kartu Kredit Justru Menurun
Nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaBPS Catat Inflasi Januari 2024 0,04 Persen, Terendah dalam 5 Tahun Terakhir
Secara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.
Baca Selengkapnya