BI catat kenaikan harga masih akan terjadi hingga 2014
Merdeka.com - Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) bulan Oktober 2013, mengindikasikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih belum kuat. Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengungkapkan, pertumbuhan tahunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dalam survei Oktober 2013 masih negatif 8,4 persen, meskipun secara bulanan telah mencatat pertumbuhan positif.
Pertumbuhan IKK secara tahunan (yoy) menunjukkan kecenderungan yang masih melambat, meskipun IKK secara bulanan sedikit lebih meningkat menjadi 109,5 pada Oktober 2013 dari 107,1 pada September 2013.
"Belum kuatnya keyakinan konsumen terutama dipengaruhi indeks kondisi ekonomi saat ini yang masih pesimis terhadap konsumsi barang tahan lama dan penghasilan," ujar Peter melalui berita tertulis, Jakarta, Senin (4/11).
Indeks kondisi ekonomi saat ini juga cenderung masih melandai lantaran pesimisme dalam konsumsi barang tahan lama dan penghasilan. Namun demikian, survei mengindikasikan perbaikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang, baik dari sisi penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, maupun kegiatan usaha.
Survei juga mengindikasikan menurunnya tekanan kenaikan harga pada tiga bulan mendatang. Penurunan tekanan kenaikan harga mulai pada Januari 2014. Hal ini terjadi terutama pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.
Meski begitu, tekanan kenaikan harga akan meningkat pada Desember 2013 seiring liburan Natal dan Tahun Baru. Namun demikian, survei mengindikasikan tekanan kenaikan harga akan kembali meningkat pada enam bulan mendatang atau pada April 2014, sejalan dengan digelarnya Pemilihan Umum (Pemilu) baik legislatif yang akan dilaksanakan pada 9 April 2014 maupun juga Pemilu Presiden.
"Kenaikan harga terjadi karena kenaikan permintaan. Kenaikan ini diperkirakan mendorong terjadinya kenaikan harga pada April 2014 yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya," tutup Peter.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPS Catat Harga Beras Melonjak Tajam di Desember 2023
Harga gabah kering giling (GKG) juga mengalami kenaikan sebanyal 1,7 persen mtm dan naik sebesar 29,37 persen secara yoy.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini yang Buat Harga Beras Mahal dan Langka di Pasaran
Kenaikan harga beras sekarang telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaBeras Mahal dan Langka, Begini Strategi Bapanas Turunkan Harga
Kenaikan harga beras saat ini telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Harga Beras Turun, BPS Ungkap Fakta Lain
BPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaBulog Beri Sinyal Harga Beras Bakal Turun Jelang Lebaran, Ini Faktor Pemicunya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaCurhat Pedagang: Harga Beras Bertahan Mahal Jelang Bulan Puasa, Pelanggan Terus Berkurang
Kenaikan harga beras medium disebabkan oleh stok kiriman beras menipis.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Melambung Tinggi, Ini Penjelasan Dirut Bulog
Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca Selengkapnya