BI Beberkan Penyumbang Inflasi Oktober 2019
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama bulan Oktober 2019 terjadi inflasi sebesar 0,02 persen. Sementara inflasi tahun kalender dari Januari-Oktober 2019 sebesar 2,22 persen, sedangkan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,13 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, inflasi ini lebih rendah dari Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan BI. Menurutnya, inflasi bulan Oktober 2019 disumbang oleh kenaikan harga beberapa komoditas.
"Sumber-sumbernya sih hampir sama seperti daging ayam ras dan seterusnya dalam konteks yang memang lebih tinggi dari SPH kami, begitu juga untuk yang rumah tinggal," kata Perry di Masjid Kompleks Gedung BI, Jakarta, Jumat (1/11).
Sementara itu, beberapa komoditi lainnya ada yang deflasi yaitu cabai. Hal ini kata dia, menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih terjaga.
"Tapi intinya dari situ bahwa inflasi rendah dan terkendali dan ini mendukung terjaganya daya beli masyarakat dengan harga-harga yang terkendali ini," ujarnya.
Oleh karena itu, dia optimis inflasi di akhir tahun masih akan sesuai target. "Juga mengonfirmasi perkiraan Bank Indonesia pada akhir tahun ini insya Allah inflasi akan di bawah titik tengah sasaran 3,5 persen," tutupnya.
Sebelumnya, harga daging ayam di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan terpantau naik sebesar Rp3.000 dari harga Rp20.000 per kilogram (kg) menjadi Rp23.000 per kg. Salah satu penjual daging ayam, Abe mengatakan, harga tersebut naik terpengaruh oleh kurangnya air sehingga biaya produksi dinaikkan. Sementara itu, dari sisi pasokan, Abe mengaku pasokan ayam masih mencukupi.
Pedagang berharap harga ayam bisa turun lagi agar penjualan di pasaran laku, dan konsumen tidak merasa keberatan.
"Kalo lagi naik kita kadang rugi soalnya yang minat dikit. Ya kita mau turun saja lah itu harga ayam tidak usah naik-naik lagi," kata Abe saat diwawancarai Merdeka.com, Kamis (31/10).
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Lengkap BPS soal Inflasi Tinggi pada Ramadan Tahun Ini
Komoditas ini dianggap sebagai komoditas pangan bergejolak sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi pangan.
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnya