BI: Agar inflasi di bawah 5 persen, butuh subsidi tetap BBM.
Merdeka.com - Bank Indonesia tetap yakin target inflasi tahun ini akan ada di kisaran 4,5 persen plus minus 1 persen. Tapi butuh insentif fiskal supaya kondisi itu terjadi.
Utamanya dari pemangkasan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Jika pendekatan pemerintah hanya menaikkan harga, maka inflasi akan terkerek.
"Setiap kali akan ada penyesuaian BBM, itu nanti akan memberi tekanan lagi kepada inflasi," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Senin (12/5).
Berangkat dari kondisi itu, otoritas moneter lebih mendukung penetapan subsidi tetap di dalam APBN. Dampaknya terhadap inflasi tahunan akan lebih minimal, dan akan perlahan-lahan menurunkan indeks harga konsumen.
"Seandainya pemerintah berencana mempunyai subsidi fix, yang sudah diwacanakan, itu adalah sesuatu yang baik. Berarti tidak akan ada volatilitas daripada subsidi BBM," kata Agus.
BI berpegang pada asumsi bahwa pemangkasan subsidi energi dari APBN yang menyedot Rp 210 triliun untuk 2014, akan berdampak positif. Selain beban inflasi menurun di tahun-tahun berikutnya, beban operasional perbankan ikut turun. Sehingga bunga pinjaman dapat menjadi lebih rendah.
"Jadi salah satu yang paling utama untuk membuat tingkat bunga rendah adalah inflasi," kata gubernur BI.
Sesuai data BI, inflasi triwulan I tahun ini mencapai 7,32 persen (YoY), menurun dari triwulan IV 2013 sebesar 8,38 persen (YoY). Adapun menurunnya tekanan dari inflasi pangan bergejolak dan inflasi inti.
Penurunan tekanan inflasi berlanjut pada April 2014 yang mencatat deflasi 0,02 persen dibanding Maret, atau 7,25 persen (YoY).
Bappenas bersama Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu sedang merancang kemungkinan mengurangi subsidi BBM dalam RPJMN 2014-2019. Ada dua opsi yang paling populer yakni subsidi tetap maupun kenaikan harga jual berkala.
Selama Presiden SBY menjabat untuk termin kedua, pemerintah mengajukan kenaikan harga premium dan solar dua kali kepada DPR. Tapi legislatif hanya menyetujui kenaikan harga tahun lalu.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Lengkap BPS soal Inflasi Tinggi pada Ramadan Tahun Ini
Komoditas ini dianggap sebagai komoditas pangan bergejolak sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi pangan.
Baca SelengkapnyaKonsumsi BBM Diprediksi Naik Saat Mudik Lebaran, Begini Strategi Pertamina Agar Bensin Tak Langka
Pertamina memprediksi konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 6 persen secara agregat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Inflasi Maret 2024 Meroket Dipicu Mahalnya Harga Makanan
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaUsai Tertahan di Februari 2024, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Usai Pemilu?
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaBulog Beberkan Keberhasilan Bantuan Pangan Beras dalam Menahan Laju Inflasi
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKabar Baik, Tak Ada Kenaikan Harga Pertamax dan BBM Non Subsidi Bulan Ini
Pertamina mempertimbangkan evaluasi harga serta kebutuhan masyarakat pada Ramadan dan Idulfitri.
Baca SelengkapnyaFOTO: Dihantam Krisis Ekonomi, Kuba Naikkan Harga BBM Hingga 500 Persen
Pemerintah Kuba akan menaikkan harga BBM hingga 500 persen mulai Februari 2024 untuk mengendalikan defisit anggaran di tengah krisis ekonomi.
Baca Selengkapnya