Beri tekanan inflasi, cabe merah makin pedas
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, tekanan inflasi pada Juni mencapai level 0,62 persen atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di kisaran 0,55 persen.
Secara keseluruhan, sejak Januari hingga Juni 2012 (tahun kalender), tekanan inflasi mencapai 1,79 persen. Inflasi tahunan atau year on year mencapai 4,53 persen dengan inflasi komponen inti 0,34 persen dan inflasi inti year on year di level 4,15 persen.
Menurut BPS, kenaikan tekanan inflasi dipicu oleh sektor bahan makanan. Kepala BPS Suryamin mengatakan bahan makanan menyumbang 1,57 persen terhadap tekanan inflasi.
Sementara makanan jadi, minuman, dan tembakau menyumbang 0,48 persen. Disusul perumahan, air, listrik, gas, serta bahan bakar menyumbang 0,36 persen. Suryamin menyebutkan, faktor yang paling dominan mempengaruhi tekanan inflasi adalah kenaikan harga cabe di seluruh kota (60 kota) yang di survei BPS.
"Penyebab utama adalah cabe merah. Terjadi kenaikan karena kurang pasokan dari produksi, tidak ada hujan," ungkap Suryamin saat memaparkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) di gedung BPS, Jakarta, Senin (2/7).
Dia menyebutkan, kenaikan harga tertinggi untuk komoditi cabe merah terjadi di Padang, Sumatera Barat yang mencapai 101 persen. Kota lain rata-rata 10-80 persen. Faktor lain adalah bawang puting. Minimnya pasokan bawang putih dan ditambah ada impor, mendorong kenaikan harga bawang putih.
Selain itu, faktor lainnya adalah harga daging ayam ras, ikan segar dan gula. "Lalu ada juga barang rumah tangga. Karena kelangkaan gas elpiji beberapa waktu lalu. Kenaikan harga di 11 kota, tertinggi di Depok 7 persen dan Jakarta," jelasnya.
Sementara untuk deflasi, terjadi pada komoditi minyak goreng. Suryamin menyebutkan bahwa deflasi minyak goreng terjadi lantaran turunnya harga CPO. bahan bakar minyak (BBM) juga menambah besar deflasi. Turunnya harga BBM non subsidi atau pertamax, mampu menahan tekanan inflasi.
Inflasi harga barang yang diatur oleh pemerintah bulan ini 1,73 persen. Sementara untuk harga barang bergejolak mengalami inflasi 0,26 persen. Inflasi tercatat terjadi di seluruh kota yang di survei BPS.
Meski mencatat inflasi, BPS tetap memandang positif kondisi ekonomi nasional. Tekanan inflasi yang tidak terlalu tinggi, diyakini sebagai gambaran yang baik di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. "Inflasi masih di bawah 1 persen itu bagus, biasanya tren inflasi Juni meningkat tinggi," tambahnya.
(mdk/oer)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaKemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.
Baca SelengkapnyaTerdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahun 2024.
Baca SelengkapnyaJika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.
Baca Selengkapnya