Berau catat kerugian USD 39 juta
Merdeka.com - Salah satu perusahaan tambang besar di Indonesia, Berau Coal Energy telah mencatatkan kerugian sebesar USD 39,42 juta (Rp 371 miliar) selama periode keuangan semester pertama tahun ini. Hal tersebut disebabkan oleh selisih kurs Rupiah terhadap USD yang kian melemah.
Menurut keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada periode yang sama tahun lalu perseroan telah mencatatkan laba sebesar USD 90,3 juta (Rp 851 miliar).
Meskipun mencatatkan kerugian, namun pendapatan perseroan terhitung naik. Pada semester pertama tahun ini perusahaan yang mempunyai kode emiten BRAU ini mencatat pendapatan USD 770,45 juta (Rp 7,2 triliun) atau naik 5,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sementara dari selisih kurs, semester pertama tahun ini perseroan mengalami kerugian USD 3,4 juta. Pelemahan Rupiah juga telah menurunkan nilai aset keuangan perseroan dan mengalami kerugian sebesar USD 47 juta selama paruh pertama tahun ini.
(mdk/rin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaKapan Harga Beras Turun? Begini Penjelasan Bulog
Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog sudah dinaikkan menjadi Rp10.900 per Kg, dari harga eceran tertinggi (HET) sebelumnya Rp9.450 per Kg.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Begini Seharusnya Uang THR Dikelola, Pakai Rumus 10-20-60-10
Dana darurat dapat disimpan untuk keadaan tak terduga seperti kecelakaan, kerusakan rumah, atau kehilangan pekerjaan.
Baca SelengkapnyaArus Balik Libur Tahun Baru 2024, 80 Ribu Kendaraan Padati Tol Cipali
Jumlah kecelakaan tahun ini turun 6 persen dibandingkan 2022.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Tegaskan Pemerintah Tidak Akan Ubah HET Meski Harga Beras Mahal dan Langka
Meskipun harga beras saat ini mahal dan langka, Pemerintah tidak akan mengubah Harga Eceran Tertinggi (HET).
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaIndonesia Punya Jamur “Berlian” asal Bangka yang Harganya Jutaan Rupiah, Perlu Sambaran Petir agar Tumbuh
Jamur ini mahal, langka dan harus menunggu sambaran petir untuk dipanen.
Baca SelengkapnyaDagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca Selengkapnya