Merdeka.com - Pemerintah tetap menutup rapat pintu investasi bisnis minuman alkohol bagi investor asing. Namun, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengaku belum bisa memastikan apakah bisnis minuman alkohol tetap masuk Daftar Negatif Investasi (DNI) atau tidak.

"Saya kira kita belum lihat seperti apa, minuman beralkohol itu dalam konteks yang general," ujar Bayu di Hotel Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Kamis (7/11).

Menurut Bayu, akan ada mekanisme penarikan pajak tertentu yang diterapkan pada minuman beralkohol. Ini akan disesuaikan dengan jenis minuman dan asalnya.

"Katanya ada beberapa tax itu sangat unik dari asalnya. Tapi katanya begitu tapi ini kita buka, kita lihat lah bagaimana respons marketnya," terang Bayu.

Menurut Bayu, jika penarikan pajak tersebut bisa diterapkan serta dikembangkan, maka akan sangat potensial untuk menjaga produksi dalam negeri. Selain itu, pengawasan terhadap peredaran minuman beralkohol dapat dijalankan secara lebih intensif.

"Kita lihat nanti, tapi kemungkinan ada. Impornya ada tapi saya lupa angkanya. Ekspor ada tapi seperti produsen alkohol seperti Bir Bintang," pungkas Bayu.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan selain industri minuman alkohol, pemerintah bakal menutup sejumlah sektor bagi investasi asing. Hal tersebut, aku Hatta, bertujuan untuk melindungi kepentingan nasional.

"Untuk minuman beralkohol, pendatang baru sudah tertutup. Yang sudah ada saja. Dikaitkan dengan kepentingan-kepentingan perhotelan, jangan sampai mengimpor (alkohol). Intinya itu. Tapi tak diberikan izin untuk masuknya pendatang baru," ungkap Hatta.