Belanda siap saingi Tommy Winata garap Giant Sea Wall Jakarta
Merdeka.com - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte bersama delegasi pengusaha bertemu komunitas bisnis dan pemerintah Indonesia. Sebagian besar topik pembicaraan menyangkut kerja sama pengembangan industri maritim.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo B. Sulisto menyatakan, pengusaha Belanda sangat berminat menanamkan modal di industri kelautan. Alasannya, Negeri Kincir Angin itu punya pengalaman mengembangkan kawasan pesisir sampai galangan kapal.
"Mereka menyatakan minat, ada sektor khusus menyangkut masalah pembangunan di kawasan maritim. Seperti pelabuhan, pengembangan infrastruktur menahan banjir, seperti itu," ujarnya di sela-sela pertemuan di Jakarta, Kamis (21/11).
Megaproyek Giant Sea Wall yang rencananya akan dibangun di pesisir pantai utara DKI Jakarta juga sempat disinggung oleh delegasi Belanda. Proyek yang disebut-sebut bernilai miliaran dolar ini dibutuhkan agar ibu kota tak terus dipusingkan dengan masalah banjir rob saban tahun.
"Giant sea wall dibahas. Itu butuh kajian lebih mendalam, tapi mereka meyakinkan, Belanda negara memiliki kemampuan di bidang ini, sehingga mereka berminat," kata pengusaha akrab disapa Gembong ini.
Proyek Giant Sea Wall sebelumnya juga diincar perusahaan milik konglomerat Tommy Winata , yakni PT. Bangun Graha Sejahtera Mulia (BSM). Penawaran sudah diberikan ke Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi .
"Itu yang nangani PT BSM, salah satu perusahaan yang di dalam PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS). Itu masih minat saja mau nanganin, punya konsep," ujar Direktur PT. GBLS, Winarjono pekan lalu.
Pembangunan Giant Sea Wall (GSW) merupakan proyek pemerintah pusat yang pelaksanaannya dipimpin pemprov DKI. Bendungan laut ini sedianya akan direalisasikan pada 2020.
Meski sudah ada pengusaha dalam negeri yang berminat, Suryo menyatakan tidak perlu ada sentimen anti asing. Kadin mempersilakan Belanda jika memang ingin terlibat dalam pembangunan Giant Sea Wall. Asal, ketika nanti Negeri Bunga Tulip ini berhasil memperoleh konsesi proyek itu, harus melibatkan mitra lokal.
Kadin menyarankan rombongan pengusaha Belanda yang tertarik menggarap Giant Sea Wall agar memakai skema kerja sama publik-swasta (KPS). Sebab, nanti bisa terjadi transfer teknologi dengan perusahaan Tanah Air.
"Kami minta untuk memilih opsi joint venture, KPS, yang penting, kalau Belanda terlibat, harus ada transfer teknologi dan mengikutsertakan pengusaha dalam negeri," tandasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Giant Sea Wall bisa menjadi solusi atas bencana yang dihadapi di pesisir utara Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah mengkaji pembangunan proyek tanggul laut raksasa, atau Giant Sea Wall di pesisir Pantura Jawa luar Jakarta.
Baca Selengkapnya"Ini harus, kalau tidak, pantai utara tenggelam," kata Prabowo
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar pun berkelakar dirinya dan Prabowo satu guru dalam hal giant sea wall
Baca SelengkapnyaGanjar tidak mempermasalahkan kapasitas Prabowo sebagai Menteri Pertahanan malah mengulas perihal proyek tanggul laut raksasa tersebut dalam seminar nasional.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga menyebut keberadaan Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa di sejumlah wilayah pesisir sangat penting.
Baca SelengkapnyaPenugasan ini diberikan lantaran Prabowo menilai pembangunan Giant Sea Wall tidak bisa diselesaikan dalam waktu cepat.
Baca SelengkapnyaTerdapat 3 tahapan pembangunan Tanggul Laut Pulau Jawa yang akan dikerjakan.
Baca SelengkapnyaOleh karena itu, Ganjar menyatakan sikap saling dukung
Baca Selengkapnya