Merdeka.com - Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 10 miliar untuk pembelian 40 mobil kendaraan dinas. Harga satu unit mobil tersebut sekitar Rp 250 juta.

Direktur Jenderal Bea Cukai Kemenkeu, Agung Kuswandono, mengatakan di antara mobil tersebut terdapat 4 mobil yang dianggarkan Rp 500 juta. Ke empat mobil tersebut diperuntukan kepada kendaraan dinas perwakilan DJBC di kedutaan besar Indonesia.

"Yang 4 mobil kedutaan/perwakilan memang standarnya di kedutaan masing-masing. Di Singapura, Brussel, Tokyo, Hongkong sekitar Rp 500 juta," ujarnya pada merdeka.com di Jakarta, Sabtu (29/9).

Agung mengaku kendaraan dinas di kedutaan besar tersebut sudah lama tidak diganti. Hal ini menyalahi standar aturan penggunaan mobil di masing-masing negara tersebut.

"Di Singapura misalnya harus tiap 5 tahun diganti, mobil kita sudah beberapa tahun tidak diganti-ganti bahkan sampai ditegur Pemerintah Singapura," tuturnya.

Maka dari itu Agung menegaskan angka Rp 10 miliar tidak berlebihan jika digunakan untuk pembelian 40 kendaraan dinas. "Mobil itu bukan 10 tapi 40 unit. Jadi 40 unit per Rp 250 jutaan wajar-wajar saja kalau Rp 10 miliar," jelasnya.

Sebelumnya, anggota Komisi XI dari Fraksi PDI Perjuangan Dolfi menanyakan harga mobil yang mahal seperti dalam Nota Keuangan RAPBN 2013, Ditjen Bea dan Cukai meminta 10 unit kendaraan dinas Rp 10 miliar yang berarti Rp 1 miliar per unitnya. Namun ternyata yang dibutuhkan hanya 4 unit atau Rp 4 miliar.

"Mobil jenis apa ini? Buat siapa?" tanyanya dalam rapat Komisi XI dengan pemerintah di Gedung DPR, Jakarta, Senin (24/9).