BBM motor dijatah 0,7 liter per hari, kebijakan asal-asalan
Merdeka.com - Pernyataan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo yang menyebutkan wacana mengenai pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk kendaraan roda empat maupun roda dua, menuai penolakan dari berbagai pihak. Pengamat energi Kurtubi melihat, rencana tersebut tidak jelas dan tidak masuk akal.
Oleh karena itu, lebih baik pemerintah tidak melanjutkan wacana penjatahan pembelian BBM bersubsidi. "Ide yang salah terus dan asal-asalan. Jelas sekali merupakan wacana yang tidak boleh diteruskan apalagi dieksekusi," tegas Kurtubi kepada merdeka.com, Sabtu (11/5).
Menurutnya, jika pemerintah nekat mengeksekusi dan merealisasikan wacana tersebut, maka otomatis akan merugikan rakyat kecil. Terlebih, pengguna sepeda motor. "Karena jarak tempuh mereka terbatas, apalagi jalan di Jakarta macet dan bikin bensin jadi boros," tegasnya.
Dia khawatir, jika wacana ini direalisasikan, justru menimbulkan ketegangan antara pengguna kendaraan bermotor dengan petugas di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Sebab, pengguna kendaraan bermotor tentu tidak ingin kehabisan BBM di tengah jalan, sementara petugas diwajibkan membatasi pembelian BBM.
"Akan terjadi ketegangan dan perdebatan di pompa bensin antara petugas dengan rakyat," tegasnya.
Selain itu, kebijakan membatasi pembelian BBM bersubsidi bakal menurunkan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, aktivitas perekonomian masyarakat akan terhambat dan macet. "Kegiatan ekonomi terganggu, pertumbuhan ekonomi bisa menurun," ucapnya.
Sebelumnya, rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), ternyata tidak mengesampingkan rencana pengendalian konsumsi BBM dengan sistem teknologi informasi.
Pemerintah tetap berencana memasang Radio Frequency Identification (RFID) di mobil pribadi mulai pertengahan tahun ini. Tujuannya untuk pembatasan pembelian BBM.
Terhitung mulai Juli 2013, pemerintah membatasi pembelian BBM untuk mobil dan sepeda motor. "Berdasarkan kebutuhan, sepeda motor 0,7 liter per hari, mobil pribadi 3 liter per hari. Kalau satu kendaraan satu hari hari sudah beli 100 liter itu jelas tidak benar," kata Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo di kantornya, Jakarta, Jumat (10/5).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata, Sepeda Motor Habiskan 600.000 Barel BBM per Hari
Rata-rata konsumsi sepeda motor tersebut mencapai 1 liter dalam satu hari.
Baca SelengkapnyaIni Syarat Harus Dilakukan Pemerintah Jika Ingin Naikkan Pajak Sepeda Motor BBM
Sangat disayangkan jika dukungan tersebut jadi dalih untuk memaksa masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaBeraksi Sejak 6 Bulan Lalu, Begini Praktik Culas Mobil Penimbun BBM Subsidi Hingga Ratusan Liter di Tangerang
AH telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masyarakat Diimbau Tak Mudik Menggunakan Sepeda Motor karena Sumbang Kecelakaan Tertinggi
Kecelakaan tertinggi dialami oleh penggunaan sepeda motor yakni 77,67 persen.
Baca SelengkapnyaKonsumsi Pertamax Naik 7,2 persen saat Libur Nataru, Pertalite Hanya 4,7 Persen
Kenaikan penyaluran untuk BBM gasoline di Nataru 2023/2024 mengalami kenaikan hingga 4,6 persen.
Baca SelengkapnyaSekeluarga Naik Motor Terperosok ke Jurang, Satu Meninggal Dunia
Satu dari tiga korban meninggal dunia, sementara dua lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaAkal Bulus Pemuda Garut Modifikasi Tangki Mobil, Lalu Beli Ratusan Liter BBM Subsidi Setiap Hari
BBM Pertalite yang dibeli, dijual GP kembali secara eceran dengan harga Rp12.000 per liter.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jamin Tidak Ada Kenaikan Harga BBM Meski Minyak Dunia Mahal, Begini Penjelasannya
Menko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaMenengok Pergerakan Saham Emiten Konsumer di Libur Akhir Tahun & Momen Kenaikan UMP
Selain dari aspek liburan, momentum kenaikan upah minimum pendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Selengkapnya