Bank Mandiri: Suntikan modal agar pemerintah tak kehilangan saham

Merdeka.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)menggelontorkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebanyak Rp 72,9 triliun kepada perusahaan negara. Kebijakan tersebut dituding pilih kasih dalam pembagiannya.

Salah satunya terkait pemberian suntikan modal kepada Bank Mandiri di mana menjadi satu-satunya BUMN perbankan yang mendapatkan PMN. Padahal, sejumlah kalangan menilai bank tersebut dianggap sudah kuat. Bank Mandiri rencananya mendapat PMN sebesar Rp 5,9 triliun.

Menanggapi hal tersebut, bos Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, pihaknya sadar bahwa seharusnya bisa mencari modal di pasar terbuka. "Memang seharusnya perusahaan terbuka bisa mencari dana di pasar modal," kata Budi di Jakarta, Selasa (27/1).

Dia mengklaim, pemberian suntikan modal tersebut agar kepemilikan saham pemerintah tidak berkurang. Makanya, dia yakin bahwa pemerintah tak ingin melepas BUMN.

"Kalau cari dana di pasar modal, pemerintah mau tidak mau harus subscribe. Pemahamannya perlu kita tekankan lagi," ujarnya.

Menurut Budi, pihaknya bisa saja mendapatkan dana segar di pasar modal dengan menjual saham. Namun, dipastikan bahwa porsi saham pemerintah bakal berkurang.

"Pemerintah kan 60 persen, bisa turun ke 50 persen atau 40 persen nanti. Pasti pemerintah tidak mau," ungkapnya.

Maka itu, dia menegaskan, pemerintah wajib mengucurkan dana tambahan agar sahamnya tetap 60 persen. Namun, terkait nasib pemberian PMN pihaknya menyerahkannya kepada DPR.

"Alokasi PMN sedang kita diskusikan dengan DPR, Panja pun baru besok," terangnya.