Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bank asing yakin Indonesia sanggup hadapi kenaikan suku bunga AS

Bank asing yakin Indonesia sanggup hadapi kenaikan suku bunga AS

Merdeka.com - Royal Bank of Scotland (RBS) menyatakan kondisi perekonomian Indonesia sampai akhir tahun akan tetap stabil. Walaupun tahun depan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dipercaya menaikkan suku bunga, ekonomi dalam negeri diyakini mampu menahan gejolak.

RBS memperkirakan defisit neraca pembayaran Indonesia sebesar 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto, dan inflasi akan sejalan target Bank Indonesia, yakni 4,5 persen plus minus 1 persen di akhir 2014. Artinya, nilai tukar Rupiah tidak akan jauh berbeda dari kondisi sekarang di kisaran Rp 11.900 per USD.

"Ada faktor yang melemahkan perekonomian domestik sampai akhir tahun seperti turunnya konsumsi rumah tangga setelah Ramadhan, tapi faktor penunjang lainnya adalah sudah diizinkannya ekspor konsentrat tambang untuk beberapa perusahaan," kata Kepala Ekonom RBS untuk Asia Tenggara, Vaninder Singh di Jakarta, Selasa (16/9).

Untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, bank berpusat di Edinburgh, Skotlandia, ini memprediksinya sebesar 5,2 persen. Lebih pesimis dibanding asumsi APBN-P 2014 yang mematok 5,6 persen.

Tapi perkiraan itu sudah mempertimbangkan akan ada peningkatan ekspor produk manufaktur Tanah Air. Alasannya eksportir menikmati keuntungan lebih berkat depresiasi Rupiah yang dipercaya konstan sampai akhir tahun.

Menimbang seluruh pratinjau makroekonomi tersebut, Singh meyakini Indonesia akan siap menghadapi potensi kenaikan Fed Fund Rate pada triwulan II atau III tahun depan.

Syaratnya, pemerintah dan Bank Indonesia sanggup bekerja sama memperkuat sektor riil dan moneter bebarengan. Kalaupun ada penyesuaian untuk menjaga aliran modal di portofolio tidak banyak kabur ke AS, penaikan BI Rate sudah cukup ideal.

"Mempertimbangkan bahwa ekspor tambang sudah mulai lagi di triwulan III tahun ini, dan kinerja manufaktur akan membaik, maka tidak ada alasan bagi BI Rate naik tahun ini, dan itu sebaiknya dilakukan pertengahan tahun depan," kata Singh.

Dari sisi pembiayaan, RBS juga mengapresiasi persiapan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan yang sudah memerintahkan bank-bank lokal menurunkan rasio utang deposit. Ini semakin memperkuat fundamental perekonomian dalam negeri, karena institusi keuangan tidak bergantung pada portofolio terlalu besar.

"Maka kesimpulan kami, dengan semua gangguan eksternal yang bisa muncul, Indonesia akan menunjukkan penyesuaian ekonomi lebih cepat selama akhir 2014," kata Singh.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini

Tak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini

Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.

Baca Selengkapnya
Jokowi Soroti Kredit Bank Masih Rendah ke UMKM, Baru Capai 19 Persen

Jokowi Soroti Kredit Bank Masih Rendah ke UMKM, Baru Capai 19 Persen

Padahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024

Bank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024

Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan

Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan

Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Bakal Buka Penukaran Uang di Titik Jalur Mudik, Syaratnya Cuma Butuh KTP

Bank Indonesia Bakal Buka Penukaran Uang di Titik Jalur Mudik, Syaratnya Cuma Butuh KTP

Bagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).

Baca Selengkapnya