Atasi masalah gizi, Indonesia harus tingkatkan konsumsi susu
Merdeka.com - Peneliti dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Amaliya mengatakan, upaya pemerintah mengatasi berbagai masalah kekurangan gizi di Indonesia perlu diapresiasi. Sebab Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 telah menunjukkan perbaikan status gizi balita di Indonesia. Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek turun dari 37,2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 30,8 persen. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang turun dari 19,6 persen (Riskesdas 2013) menjadi 17,7 persen.
Menurut dia, sangat penting seluruh pemangku kepentingan bersatu dan bekerja sama mengatasi permasalahan gizi di Indonesia. Salah satunya dengan meningkatkan konsumsi susu dalam kehidupan sehari-hari.
"Susu dan produk olahannya memiliki kandungan protein, lemak, dan vitamin yang sangat dibutuhkan guna mendukung perkembangan seseorang di setiap tahap kehidupan. Namun, konsumsi susu di Indonesia masih sangat rendah," katanya di Jakarta, Kamis (8/11).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi susu masyarakat Indonesia pada tahun 2017 hanya berkisar 16,5 liter/kapita/tahun, sangat rendah dibandingkan negara ASEAN lain sesuai data USDA Foreign Agricultural Service 2016 seperti Malaysia (50,9 liter), Thailand (33,7 liter), dan Filipina (22,1 liter).
Sampai saat ini, salah satu yang berandil besar terhadap konsumsi susu di masyarakat adalah susu kental manis. Akan tetapi, pandangan sebagian pihak mengenai susu kental manis terutama menyangkut kandungan gula dan susu masih kurang tepat sehingga memicu polemik.
Untuk meluruskan berbagai perbedaan pandangan itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan Peraturan (Perka) Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Peraturan ini mewajibkan label produk susu kental manis mencantumkan keterangan 'Perhatikan! Tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu; Tidak Cocok untuk Bayi sampai usia 12 bulan; dan Tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi'.
Peraturan 31/2018 juga menegaskan susu kental manis sebagai produk susu, sejalan dengan Peraturan Kepala BPOM Nomor 21 tahun 2016 tentang Kategori Pangan. "Dalam aturan tersebut menyimpulkan susu kental manis adalah susu dan konsumsinya perlu memerhatikan aturan BPOM," kata Amaliya.
Direktur Registrasi Pangan Olahan BPOM, Anisyah berharap, penerbitan Perka BPOM 31/2018 akan menjawab berbagai pertanyaan masyarakat. Sesuai Perka tersebut, susu kental manis merupakan produk susu yang dapat dikonsumsi untuk meningkatkan gizi masyarakat Indonesia. Namun, seperti halnya pangan olahan lain, susu kental manis tidak bisa dijadikan satu-satunya sumber gizi. Oleh karenanya, setiap pangan olahan harus didampingi sumber nutrisi lain agar lebih seimbang.
"Kami sebagai bagian dari Pemerintah memiliki peran dan tanggung jawab untuk memastikan efektivitas National Food Control Systems, salah satunya melalui pengawasan, dalam hal ini evaluasi dan verifikasi terhadap sistem keamanan pangan yang diterapkan oleh industri," ujar Anisyah.
Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Achmad Syafiq menjelaskan tidak ada bukti ilmiah bahwa susu kental manis (SKM) menyebabkan berbagai penyakit seperti kegemukan dan diabetes. Berbagai penyakit tidak menular tersebut umumnya disebabkan banyak faktor.
Katanya, risiko kegemukan adalah rendahnya aktivitas fisik, rendahnya asupan serat, dan tingginya asupan energi harian total. "Jadi bukan dari satu jenis pangan," kata Syafiq.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan penyebab kegemukan pada anak usia sekolah bukan akibat konsumsi makanan berisiko (gula, garam, lemak, berpengawet), melainkan kurangnya aktivitas fisik.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Curhat Pengusaha: Masyarakat Indonesia Lebih Suka Beli Minuman Tinggi Gula Dibanding Rendah Kalori
Pelaku industri mengaku kesulitan untuk memasarkan produk minuman kemasan rendah kalori.
Baca SelengkapnyaHindari Asupan Kalori Berlebih saat Puasa dengan Cara Berikut
Pada saat berpuasa, kita membatasi konsumsi makanan di siang hari, namun kondisi ini bisa membuat jadi berlebih asupan kalori saat makan.
Baca Selengkapnya8 Masalah yang Bisa Muncul Akibat Konsumsi Terlalu Banyak Garam
Walau memiliki rasa yang lezat, konsumsi garam berlebih bisa jadi biang keladi munculnya masalah kesehatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengapa Minum Susu Bisa Mengancam Nyawa Bagi Mereka yang Alergi Laktosa?
Pada penderita alergi laktosa, minum susu bisa menyebabkan berbagai ancaman pada kesehatan mereka.
Baca SelengkapnyaSegelas Susu yang Kita Konsumsi Ternyata Bisa Pengaruhi Hasrat Seksual
Konsumsi susu yang kita lakukan bisa memengaruhi banyak hal di dalam tubuh kita termasuk pada hasrat seksual kita.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Begini Sejarah Orang Indonesia Doyan Makan Nasi
Indonesia sebagai negara ke-4 sebagai negara dengan konsumsi beras terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaCara Mudah Batasi Kebiasaan Konsumsi Minuman Manis pada Anak
Membatasi konsumsi minuman manis pada anak penting dilakukan oleh orangtua demi cegah masalah di masa mendatang.
Baca SelengkapnyaKonsumsi Garam Berlebih Bisa Picu Munculnya Penyakit Ginjal Kronis
Konsumsi garam berlebih bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Salah satunya adalah penyakit ginjal kronis.
Baca Selengkapnya10 Tanda Terlalu Banyak Konsumsi Gula, Sering Haus hingga Perubahaan Mood
Penting untuk memperhatikan batas maksimal konsumsi gula harian.
Baca Selengkapnya