Asosiasi: Mutiara RI bernilai tinggi tapi kualitas rendah
Merdeka.com - Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi) menilai mutiara Indonesia sangat bernilai tinggi, sehingga bisa digunakan sebagai pendongkrak ekonomi. Namun, saat ini kualitas mutiara Indonesia sangat masih sangat rendah dibanding negara lain.
"Mengenai kualitas yang dihasilkan Indonesia? Saat ini kita menghadapi situasi dimana banyak mutiara yang kualitasnya rendah dibandingkan 10-20 tahun yang lalu, mungkin ini karena faktor alam, faktor lingkungan juga. Jadi meskipun kita the biggest producer South Sea Pearl terbesar tapi value kita paling rendah," Ketua Bidang Hubungan Antar Kelembagaan dan Luar Negeri Asbumi Raditya Poernomo di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (7/2).
Dia menegaskan rendahnya kualitas mutiara dalam negeri juga mempengaruhi harga jual di pasaran luar negeri. Padahal, Indonesia dikenal sebagai negara dengan produksi mutiara kualitas terbaik di dunia.
"Tapi sekarang menurun, harus dirubah kita harus memproduksi kualitas terbaik, membangun mempunyai kisi dengn pemerintah dengan masyarakat dengan edukasi menjaga lingkungan," jelasnya.
Untuk itu, dia meminta pemerintah bersinergi dengan pengusaha guna mendukung budidaya mutiara dengan kualitas terbaik. Selain itu, kata Raditya, pemerintah harus membuat wilayah konservasi mutiara. Sehingga, mutiara dalam negeri menjadi produk kualitas terbaik di dunia.
"Harus memiliki kemauan dan dukungan dari pemerintah agar perusahaan Indonesia memproduksi mutiara terbaik di dunia. Kita tidak boleh mengatur ekspornya tetapi kita ada tata ruang wilayah khusus mutiara. Jangan ada proyek lain yang mengotori karena bisa mati," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaPemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani Wanti-Wanti Masyarakat Menengah ke Bawah, Daya Beli Bakal Turun Imbas Harga Pangan Naik
Inflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Sri Mulyani Khawatir Menggerus Masyarakat Paling Miskin
Masyarakat Indonesia sangat tergantung dengan komoditas ini, kenaikan harga beras semakin menghimpit masyarakat paling miskin.
Baca SelengkapnyaInflasi Maret 2024 Meroket Dipicu Mahalnya Harga Makanan
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaKuota KIP Kuliah Merdeka 2024 Capai 985.577 Mahasiswa, Total Anggaran Rp13,9 Triliun
Besarannya ditetapkan berdasarkan perhitungan indeks harga lokal masing-masing wilayah perguruan tinggi.
Baca SelengkapnyaSiap-Siap, Harga Minuman Manis Kemasan Bakal Naik Akibat Kebijakan Pemerintah Ini
Triyono khawatir kenaikan harga minuman manis dalam kemasan nantinya akan membebani daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaInggris dan Jepang Alami Resesi, Jokowi Ingatkan Pemerintahan Baru Hati-Hati Mengelola Indonesia
Indonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca Selengkapnya