Angkasa Pura kecipratan masalah delay Lion Air
Merdeka.com - Lion Air sedikitnya sudah menunda sebanyak 16 penerbangan saat kejadian keterlambatan penerbangan atau delay sejak Rabu (18/2) lalu. Salah satunya terjadi di terminal keberangkatan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Ribuan penumpang diprediksi terlantar akibat kesalahan Lion Air ini.
Penumpang Lion Air yang tak kuasa menahan emosi lantaran ditelantarkan oleh pihak maskapai, akhirnya meluapkan kemarahannya di Terminal Tiga Bandara Soekarno-Hatta. Salah satu penumpang adu mulut dengan Direktur Operasional Angkasa Pura II, Djoko Murjatdmojo.
Dari pantauan merdeka.com, salah satu penumpang nampak bringas saat menyampaikan keluhannya. Dengan nada tinggi dan emosi meluap-luap, para penumpang memaki Djoko.
"Mana pertanggungjawaban pihak Lion Air ke kami, ini kami dipindahkan dari terminal satu ke terminal tiga mereka bilang pasti uang tiket akan dikembalikan," kata salah satu penumpang kepada Djoko, di Terminal Tiga, Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Jumat (20/2).
Merasa terdesak, Djoko pun menjawab pertanyaan penumpang dengan meminta untuk tenang. Bahkan dia mengatakan bahwa persoalan ini merupakan tanggung jawab Lion Air.
"Tolong jangan bikin suasana makin panas. Harusnya dari pihak pesawat (Lion Air) yang bertanggung jawab, ini kita sedang mencari solusi ini," jawab Djoko.
Tak hanya kena semprot, perusahaan milik negara ini juga menanggung kerugian lain akibat kelalaian Lion Air. Apa saja kerugian yang harus ditanggung Angkasa Pura? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.
Blokir jalan
Ekses dari delay maskapai penerbangan terbesar di tanah air, Lion Air, membuat ratusan penumpangnya tak bisa mengendalikan emosi karena kecewa. Penumpang tidak hanya memecahkan kaca, memukul pintu dan benda lain. Mereka melempar dan merusak trolley, bahkan sampai melakukan pemblokir jalan di Terminal domestik Bandara Soekarno-Hatta.Kekesalan mereka dikarenakan selain tidak mendapat kejelasan sampai kapan menunggu, juga karena berdampak pada kerugian waktu, tenaga dan materi yang mereka keluarkan selama menunggu adanya pengumuman yang tak juga mereka dapati. Selain itu, akibat karena terlalu lama menunggu di ruang yang sama dengan ratusan penumpang lain, suhu udara pun menjadi panas dan membuat amarah mereka memuncak.Setelah keluar dari ruangan yang sama di terminal tersebut, mereka kemudian mengamuk dan memblokir jalan di depan Terminal keberangkatan 1B Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Hal itu dilakukan Jumat (20/2) sejak pukul 11.30 WIB. Akibatnya kendaraan yang akan memasuki pintu keberangkatan mulai gerbang 1A tersendat."Enggak ada itikad baik sama sekali dari Lion Air. Sampai hari ini mereka masih diam, tidak temui kami, Pak Menteri juga mana ini," ujar Irfan penumpang Lion Air menuju ke Medan.
Penerbangan lain terganggu
AirAsia mulai memberangkatkan penumpangnya dari terminal 2 E untuk penerbangan internasional dan terminal 2 F untuk penerbangan domestik. Menyusul kekisruhan penumpang terjadi di terminal 1 dan 3 Bandara Soekarno-Hatta akibat penundaan 16 penerbangan Lion Air."Khusus untuk proses check-in penerbangan domestik tetap dilakukan di Terminal 3, lalu kemudian calon penumpang akan diantar ke Terminal 2 F dengan bus untuk proses boarding," isi siaran pers AirAsia, Jumat (20/2).Sementara itu, penumpang penerbangan internasional diimbau langsung menuju Terminal 2 E di mana proses check-in dan boarding dilakukan.
Talangi dana refund
Angkasa Pura II mengungkapkan biaya penggantian tiket penumpang korban keterlambatan Lion Air kemarin mencapai sekitar Rp 526 juta. Dana ini jauh di bawah besaran dana yang disiapkan AP II yakni sebesar Rp 4 miliar.Direktur Utama AP II, Budi Karya Sambudi, menegaskan rata-rata tiap penumpang mendapatkan dana pengembalian atau refund sebesar Rp 1,3 juta. Rinciannya Rp 1 juta untuk refund, Rp 300.000 dan Rp 40.000 untuk kompensasi keterlambatan."Sisa dari Rp 4 miliar, dikurangi Rp 526 juta langsung dikembalikan ke kas perusahaan," ujarnya di Jakarta, Minggu (22/2).
Fasilitas bandara rusak
Ribuan penumpang korban delay maskapai Lion Air sejak Rabu hingga Jumat lalu mengakibatkan kondisi Bandara Internasional Soekarno-Hatta berantakan. Hal tersebut sisa dari luapan emosional penumpang yang menunggu kepastian penerbangan sepanjang hari.Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengungkapkan pihaknya menanggung kerugian kurang dari Rp 100 juta akibat beberapa fasilitas bandara menjadi sasaran amuk penumpang."Kerusakan nggak lebih dari Rp 100 juta," ujarnya.Budi menjelaskan bentuk aksi anarkis para penumpang, selain memecahkan kaca di terminal 1 dan 3, juga perusakan komputer check in di terminal 1, penutupan pintu masuk check in konter ke arah meeting poin di terminal 3, pemblokiran curbside di terminal 1B.Djoko mengklaim, pihaknya sudah membantu penumpang. Dari pengakuannya, pihaknya sudah memberi makan penumpang yang menginap lantaran jadwal penerbangan amburadul."Kita sudah bantu, kita kasih makan penumpang yang menginap di bandara ini. Jadi tolong saling mengerti," tambahnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam sepekan 3 pesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan penerbangan ke Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaPesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu, Senin (11/3) malam.
Baca SelengkapnyaKronologi Dua Pegawai Lion Air Selundupkan Narkoba dari Medan ke Jakarta
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Akibat erupsi Gunung Ruang, sejumlah penerbangan Lion Air Grup masih ditunda.
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaPenerbangan tersebut dioperasikan oleh dua pilot dan empat kru pramugari.
Baca SelengkapnyaPenumpang bisa refund ke kantor Lion Air Grup mengambil uang sesuai dengan harga tiket yang dibeli
Baca SelengkapnyaMaskapai Citilink, Batik Air dan Super Air Jet mengajukan penambahan slot terbang.
Baca SelengkapnyaPenilaian AirHelp dalam menentukan daftar bandara terburuk dunia mempertimbangkan berbagai faktor.
Baca Selengkapnya